Runner-up I Miss Universe Bali Ajari Anak-anak Buruh Suwun Memasak

Denpasar

Runner-up I Miss Universe Bali Ajari Anak-anak Buruh Suwun Memasak

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Minggu, 16 Jul 2023 19:15 WIB
Runner-up I Miss Universe Indonesia Bali 2023 Ni Kadek Natasha Lilian Ari Rudana mendampingi anak-anak buruh suwunΒ di Pasar Kumbasari, Denpasar, Bali, Minggu (16/7/2023). (Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Runner-up I Miss Universe Indonesia Bali 2023 Ni Kadek Natasha Lilian Ari Rudana mendampingi anak-anak buruh suwunΒ di Pasar Kumbasari, Denpasar, Bali, Minggu (16/7/2023). (Foto: Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Runner-up I Miss Universe Indonesia Bali 2023 Ni Kadek Natasha Lilian Ari Rudana berbaur bersama puluhan anak buruh suwun atau buruh angkut barang di Pasar Kumbasari, Denpasar, Bali, Minggu (16/7/2023). Perempuan berusia 23 tahun itu turut mengajari anak-anak buruh suwun itu untuk memasak dan menjaga kebersihan tangan.

"Saya berharap anak-anak bisa memetik sesuatu dari pelatihan kali ini. Siapa tahu bisa belajar dan diterapkan di kehidupan sehari-hari," tutur Natasha.

Natasha mengungkapkan Bali kerap didengungkan sebagai Pulau Surga atau Island of Paradise. Namun, kata dia, masih banyak anak-anak yang belum beruntung di Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia pun bakal menyampaikan pengalamannya bersama anak-anak buruh suwun tersebut saat akan mengikuti penilaian di tingkat nasional pada Agustus mendatang. "Bali kelihatan seperti Island of Paradise. Tetapi, banyak juga anak-anak di sini yang tidak merasakan paradise tersebut," imbuh perempuan yang hobi memasak itu.

Salah satu anak buruh suwun Pasar Kumbasari yang mengikuti pelatihan memasak itu adalah Gede Suandita. Bocah berusia 15 tahun itu bahkan pernah jualan pisang cokelat saat masih duduk di bangku kelas VI SD. Ia mengaku telah mengikuti kegiatan pembekalan tersebut sejak beberapa tahun lalu.

ADVERTISEMENT

"Orang tua di rumah juga menyuruh untuk jualan. Hitung-hitung supaya saya tahu caranya mencari uang," tutur Suandita.

Suandita menjual pisang cokelat seharga Rp 2 ribu per buah. Ia bisa mendapat penghasilan Rp 40 ribu dalam sehari. Namun, Sudita hanya jualan selama satu bulan karena ingin menjual kuliner lain yang ramai pembeli.

Pendiri Yayasan Kanaditya Anjani Dharma Debby Lukito menuturkan anak-anak tukang suwun yang mengikuti pelatihan memasak tersebut berjumlah 20 orang. Mereka berusia sekitar 5-16 tahun. Selain belajar memasak, puluhan anak itu juga diberikan materi tentang literasi ekologi dan literasi finansial.

"Kami memberikan kesempatan kepada anak-anak ini untuk dapat pendidikan non formal. Mereka bisa belajar keterampilan seperti memasak, menghitung nilai jual, dan pengemasannya," kata Debby.

Debby berharap ilmu yang diberikan tersebut dapat menjadi bekal bagi anak-anak tukang suwun tersebut. Terlebih, banyak dari mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk bersekolah.




(iws/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads