Ni Komang Triyadewi Narayani (4) menjadi salah satu korban tewas dalam kecelakaan maut di jalur tengkorak Denpasar-Gilimanuk pada Minggu (9/7/2023). Ia merupakan anak ketiga dari pasangan Putu Edi Putra (42) dan Ni Made Sukarini (38).
Sebelum kejadian tragis tersebut, Komang meminta izin untuk ikut keluar bersama dua orang karyawan orang tuanya untuk membeli es krim. Putu Edi Putra mengungkapkan anaknya memang sering ikut karyawannya pergi ke warung atau membeli makanan.
"Sebelum kejadian, seperti biasa anak saya izin untuk ikut, sempat saya cegah dengan alasan dingin, namun karena sudah terbiasa ikut, saya izinkan," ungkap Edi saat ditemui detikBali, Selasa (11/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa menit setelah Komang dan kedua karyawan meninggalkan rumah, Edi menerima kabar bahwa anak dan kedua karyawannya terlibat dalam kecelakaan. Dalam keadaan terkejut, Edi segera menuju lokasi untuk memastikan kebenaran kabar tersebut.
"Saya sangat syok mendengar kabar ini. Saat saya sampai di lokasi, anak dan kedua karyawan saya sudah dibawa ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia," paparnya.
Banyak warga yang keluar rumah setelah mendengar suara benturan keras dan melihat kondisi ketiga korban. Edi merasa sangat sedih saat mengetahui bahwa anaknya dalam keadaan tak berdaya dengan tangan masih memegang es krim.
"Karena anak saya ikut keluar untuk membeli es krim. Beberapa saksi juga melihat ada es krim di tempat kejadian. Istri saya sangat syok dan beberapa hari ini selalu terlihat merenung," ungkap Edi dengan sedih.
Edi menjelaskan ia telah mengikhlaskan kepergianputrinya dan menjadikan kecelakaan ini sebagai sebuah musibah. "Kami ikhlas dengan kejadian ini dan berharap tidak ada lagi kejadian serupa. Untuk upacara pemakaman selanjutnya, kami berencana akan menguburkan jenazah diSetraTuwed besok," jelasnya.
Selain itu, Edi menuturkan kedua karyawan yang meninggal telah dijemput oleh keluarga mereka dan jenazahnya dibawa ke kampung halaman di Pulau Jawa. "Semalam mereka telah dijemput oleh keluarga mereka, jadi untuk proses selanjutnya, keluarga mempercayakannya kepada saya," tambahnya.
Terkait dengan kelanjutan proses hukum terkait kecelakaan yang merenggut nyawa putri bungsunya, Edi menyatakan masih menunggu kabar dari kepolisian. Saat ini, pengemudi mobil yang terlibat dalam kecelakaan juga belum mendatangi rumah duka untuk membicarakan kelanjutan kasus ini.
"Kami masih mempertimbangkan langkah selanjutnya karena situasi masih berduka. Kami akan memutuskan apakah akan melanjutkan atau tidak. Kejadian seperti ini bukanlah yang pertama kali terjadi, dan ini harus menjadi pembelajaran mengenai berkendara secara ugal-ugalan," tandas Edi.
Sebelumnya, lakalantas maut terjadi di jalur 'tengkorak' Denpasar-Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali, Minggu (9/7/2023) sekitar pukul 20.00 Wita. Tiga orang tewas dalam peristiwa yang terjadi di wilayah Banjar Munduk, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya tersebut. Termasuk seorang balita berusia empat tahun.
Kecelakaan melibatkan mobil pikap dengan nomor polisi P 9269 AF dan sepeda motor Honda Scoopy DK 4665 ZD. Pengendara motor Honda Scoopy, Putri Ayu Ningsih (19), tewas di lokasi dengan cedera kepala berat (CKB).
Nasib serupa dialami dua orang yang dibonceng, yakni Salsa Bela Nurfitriana (20) dan Ni Komang Triyadewi Narayani (4). Mereka juga luka parah di kepala dan tewas di tempat kejadian perkara (TKP). Sementara, pengemudi pikap, Ahmad Dani (22), tak mengalami cedera.
(nor/gsp)