2 Hari Ombak Mengamuk, Hantam Permukiman-Nelayan Takut Melaut

Jembrana

2 Hari Ombak Mengamuk, Hantam Permukiman-Nelayan Takut Melaut

i - detikBali
Selasa, 04 Jul 2023 16:57 WIB
Kondisi rumah-rumah warga di pesisir Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana yang hancur dihantam ombak besar, Selasa (4/7/2023). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali).
Foto: Kondisi rumah-rumah warga di pesisir Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana yang hancur dihantam ombak besar, Selasa (4/7/2023). (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali).
Jembrana -

Gelombang besar melanda pesisir selatan Jembrana dalam dua hari terakhir. Keadaan paling parah terjadi di Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, yang menghantam permukiman penduduk. Bahkan beberapa nelayan juga cemas ketika melaut.

Berdasarkan pantauan detikBali, abrasi di pesisir Pantai Pebuahan semakin parah. Jalan yang biasa digunakan oleh masyarakat telah sepenuhnya terbawa ombak, sehingga warga harus melintasi kebun-kebun warga untuk mencapai rumah mereka.

Salah seorang warga setempat, Susianto (50) menjelaskan gelombang besar yang menghantam permukiman warga terjadi selama dua hari terakhir. Bahkan air laut masuk ke dalam rumah-rumah warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah ada ratusan rumah warga yang terkena dampak ombak. Ketika musim gelombang besar seperti sekarang, kami takut tidur terlalu pulas," ungkap Susianto kepada detikBali, Selasa (4/7/2023).

Susianto mengatakan gelombang besar dan kondisi cuaca saat ini sangat mempengaruhi nelayan di pesisir Pantai Pebuahan. Beberapa nelayan enggan melaut.

ADVERTISEMENT

"Nelayan juga takut melaut, sehingga mereka memilih mencari pekerjaan lain, seperti mencari kelapa atau pekerjaan serabutan lainnya," kata Susianto.

Warga lainnya, Agus (43) juga mengungkapkan hal yang serupa. Ia bahkan harus tinggal sementara di rumah saudaranya selama musim gelombang besar, karena khawatir rumahnya tidak aman untuk bermalam.

"Ketika musim gelombang, hantaman ombak besar tidak menentu. Pada siang hari, biasanya terjadi antara pukul 09.00 Wita hingga pukul 11.00 Wita, sedangkan pada malam hari gelombang besar biasanya terjadi antara pukul 24.00 Wita hingga pukul 03.00 Wita," ungkap Agus.

Agus menambahkan jika gelombang terjadi pada siang hari, maka pada malam hari gelombang cenderung tenang, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, ketika gelombang besar melanda pada malam hari, warga setempat tidak dapat tidur dengan tenang.

"Mau bagaimana lagi, kami tidak memiliki lahan untuk pindah. Harapannya adalah penanganan yang cepat," ujar Agus.

Sementara, KasatPolairud PolresJembranaAKP INyomanArnamaSusanto menjelaskan gempuran ombak besar ini tidak hanya terjadi di PantaiPebuahan, melainkan seluruh pantai diJembrana mengalami hal serupa. Karena itu, warga yang ada di pesisir pantai diimbau untuk lebih waspada. Serta nelayan yang akan melakukan aktivitas melaut agar selalu mengutamakan keselamatan.

"Cuaca saat ini terbilang ekstrem, jadi kami juga sudah melakukan imbauan dan mendatangi langsung nelayan-nelayan yang ada di pesisir Jembrana ini, sehingga seluruh aktivitas dapat berjalan lancar dan aman," kata Arnama.

Menurutnya, beberapa hari terakhir ini terjadi angin, hujan, dan ombak yang cenderung ekstrem. Nelayan yang masih melaut, selalu diimbau menggunakan alat keselamatan seperti life jacket.

"Masyarakat agar lebih mengutamakan keselamatan dalam menjalankan aktivitas di laut," tandas Arnama.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads