Senangnya Ojol Dapat Tip US$ 20, 'Syok' Antar Makanan ke Stefano Lilipaly

Lapsus Angkutan Online Vs Konvensional

Senangnya Ojol Dapat Tip US$ 20, 'Syok' Antar Makanan ke Stefano Lilipaly

Ronatal Siahaan, Aryo Mahendro - detikBali
Jumat, 30 Jun 2023 09:20 WIB
Driver ojol, Moh Ari Anggri Saputra (kiri) dan Kholilulloh (kanan) saat ditemui detikBali di salah satu cafe di Denpasar, Sabtu (24/6/2023). (Ronatal Siahaan)
Foto: Driver ojol, Moh Ari Anggri Saputra (kiri) dan Kholilulloh (kanan) saat ditemui detikBali di salah satu cafe di Denpasar, Sabtu (24/6/2023). (Ronatal Siahaan)
Denpasar -

Menjadi seorang driver ojek online (ojol) membuat Kholilulloh (29) menemukan beragam cerita di jalanan. Yang menyenangkan tentu saja ketika orderan ramai dan mendapat uang tip dari pelanggan.

Menurut Kholilulloh yang menjadi ojol sejak 2022 itu, setiap hari ada saja yang memberi tip. Dia juga sering mendapat bonus berupa makanan.

"Tip dan makanan pernah. Tapi uang juga pernah, ya lumayan seringlah," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama ini, tip terbesar yang pernah dia terima mencapai US$ 20. Tip sebesar itu diberikan oleh seorang warga negara asing (WNA).

"(Tip) Rp 5 ribu atau Rp 10 ribu. Bisa cash, bisa dari bentuk aplikasi, Gopay atau Shopee Pay. Tip (terbesar) itu yang terakhir 20 dolar," beber driver Gojek dan Shopee Food tersebut saat diwawancarai detikBali, Sabtu (24/6/2023).

ADVERTISEMENT

Kholilulloh mengungkapkan ketika menjadi driver ojol yang full time, ia dapat meraup penghasilan sebesar Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu setiap hari. Namun, saat ini pekerjaan itu hanya dilakoni sebagai sambilan karena sedang terikat dengan pekerjaan utama di sebuah lembaga swasta.

Meski hanya part time, Kholilulloh masih bisa menghasilkan Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu per hari dari 'ngojol.'

"Kalau yang full-time itu bilang lah kalau dibulatkan ya, satu harinya rate antara Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu. Udah bersih masuk ke pendapatan saya. Itu jadi di luar bensin, makan, dan lain-lain. Yang sampingan ratenya Rp 100-150 ribu," ujar Kholilulloh yang sering mangkal di di daerah Canggu, Teuku Umar, Seminyak, dan Mahendradatta itu.

Ditanya keuntungan menjadi driver ojol, Kholilulloh mengatakan tarif antar penumpang dan makanan sudah jelas dan ditentukan. Maka, ia jadi tahu berapa yang ia dapat.

"(Kami) Tahu seberapa nanti (yang) kami dapat. Kalau di (ojek) konvensional itu atau opang (ojek pangkalan), mereka yang offline itu melihat diantar sesuai jarak. Kemudian patokan harganya masing-masing, jadi nego-negoan," ungkap pria asal Jembrana ini.

Ditanya terkait duka selama menjadi driver ojol, ia mengaku beberapa kali pelanggan membatalkan order. Padahal, Kholilulloh sudah hampir sampai ke tempat penjemputan. "Sudah mau dekat-dekat, tiba-tiba nggak jadi (dibatalkan)," keluhnya.

Selain itu, beberapa pelanggan tidak memberikan biaya tambahan kepada Kholilulloh meski pelanggan tersebut minta diantar ke tempat di luar jangkauan lokasi yang sudah ditetapkan aplikasi. "Tapi kadang-kadang customer tidak memberikan biaya tambahan. Karena mereka mengira kesalahan dari aplikasinya," kisahnya.

Kendati demikian, Kholilulloh pernah mengalami pengalaman yang tidak diduga-duga. Misalnya, ia pernah mengantar es krim ke vila pemain Timnas Indonesia dan eks Bali United Stefano Lilipaly.

"Itu malam pukul 21.30 Wita. Waktu itu disuruh nganter ke Canggu. Tapi bukan atas nama Lilipaly. Atas nama orang lain, mungkin pembantunya, mungkin kakaknya. Terus pas nganter yang keluar ternyata Lilipaly. Saya ngeliatnya itu Lilipaly karena secara postur tubuh sama," kisahnya.

Penghasilan Sopir Taksi Online

Penghasilan sopir taksi online pada umumnya lebih besar dibanding ojol. Namun, modal yang dikeluarkan tentu lebih besar. Salah seorang sopir Grab, Agus Ridiyanto (55) mengaku bisa mendapat Rp 900 ribu dalam sehari. Tentu, penghasilan sebesar itu tidak didapat setiap hari. Itu pun belum termasuk uang bensin, makan, dan lainnya.

Agus juga mengaku terkadang hanya memperoleh Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu setelah seharian bekerja.

Meski begitu, Agus bersyukur apa yang dihasilkan dari pekerjaan itu, masih dapat mencukupi kebutuhannya sehari-hari. "Istilahnya, (meski sebagai pekerjaan) sampingan, bisalah untuk (mencukupi urusan) dapur," ungkap Agus.

Selain soal penghasilan yang tak menentu, banyak cerita yang didapat Agus selama melakoni profesi sopir online. Banyak suka duka saat melayani pelanggan dengan pelbagai macam karakter.

Beberapa ketidaknyamanan diterimanya saat menerima pesan antar barang melalui layanan Express di aplikasi pengemudi Grab. Menurutnya, agak repot jika harus melayani pelanggan yang memanfaatkan layanan tersebut.

Agus mengaku kerap mendapat pelanggan memesan layanan Express untuk mengirim barang dengan dimensi yang melebihi kapasitas mobilnya.

Ada juga modus pelanggan yang memesan Grab pada layanan penumpang biasa, tapi dengan membawa banyak barang bawaan. Itulah lika-liku pekerjaannya sebagai pengemudi Grab mobil dalam melayani penumpang.

"Ordernya penumpang, ternyata bawa barang. Setelah sampai (di titik penjemputan) ternyata bawa barang. Itulah, kadang saya nggak bisa menolak," tuturnya.

Setahun belakangan, dirinya hanya fokus melayani penumpang saja. Baginya, mengantar penumpang memberinya kenyamanan ketimbang harus melakoni jasa antar barang melalui layanan Express.




(hsa/nor)

Hide Ads