Golose Soroti Banyaknya Warga Bali Mendekam di LP gegara Narkoba

Golose Soroti Banyaknya Warga Bali Mendekam di LP gegara Narkoba

I Wayan Sui Suadnyana - detikBali
Rabu, 21 Jun 2023 21:30 WIB
Kepala BNN RI Komjen Petrus Reinhard GoloseΒ di Auditorium Widya Sabha Unud, Rabu (21/6/2023) malam. (I Wayan Sui Suadnyana/detikBali)
Kepala BNN RI Komjen Petrus Reinhard GoloseΒ di Auditorium Widya Sabha Unud, Rabu (21/6/2023) malam. (I Wayan Sui Suadnyana/detikBali)
Badung -

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Petrus Reinhard Golose menyoroti banyaknya warga Bali yang mendekam di lembaga pemasyarakatan (LP) akibat pidana narkoba. Ia menyebut sebanyak 591 warga Bali mendekam di LP sepanjang 2022 hingga pertengahan 2023.

Mantan Kapolda Bali itu menilai jumlah warga Bali yang menjadi narapidana narkotika sepanjang 2022 hingga pertengahan 2023 itu terlalu tinggi. Karena itu, Golose mengajak masyarakat untuk menekan peredaran narkotika di Pulau Dewata.

"Nah, ini saya harapkan juga karena kita berada di Pulau Dewata kita harus bisa menekan," kata Golose kepada di Auditorium Widya Sabha Universitas Udayana (Unud), Rabu (21/6/2023) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Golose, ratusan narapidana kasus narkotika itu mempunyai peran masing-masing, mulai dari pengguna hingga pengedar. Ia meminta para pengguna narkoba di Bali segera melaporkan dirinya ke BNN terdekat untuk direhabilitasi. Jika tidak, maka BNN akan melakukan upaya paksa dengan melakukan penangkapan.

"Upaya paksa itu adalah upaya yang terakhir sebenarnya, tetapi kalau keluarga rehabilitasi di BNN itu gratis. Ini yang penting, pesan ini yang harus kita jaga bersama," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Selain warga Bali, Golose melanjutkan, banyak pula warga luar Bali dan warga negara asing (WNA) yang mendekam di LP akibat kasus narkotika di Pulau Dewata. Sepanjang 2022 hingga pertengahan 2023, tercatat 717 orang luar Bali dan 110 WNA yang terjerat kasus narkotika dan mendekam di LP.

Di sisi lain, Golose mengungkapkan ada berbagai faktor yang menyebabkan peredaran narkotika tinggi di Indonesia. Faktor utamanya, yakni tingginya suplai dari golden triangle maupun permintaan di Tanah Air.

"Jadi kebanyakan seorang demand-nya itu kepada sabu. Ini masalah berat sekali, kemudian ganja juga," ungkap jenderal polisi bintang tiga itu.




(iws/hsa)

Hide Ads