Sebanyak 30 orang anak-anak beradu terampil ngulat (mengulat) janur dalam lomba seni dan budaya serangkaian pre-event Festival Jatiluwih, Sabtu (17/6/2023).
Dalam lomba di panggung terbuka Jatiluwih Space ini, peserta yang merupakan para siswa SD tersebut menganyam daun kelapa menjadi berbagai jenis kerajinan, mulai dari klangsah, kisa, dan wadah canang sari.
Semua jenis kerajinan itu umumnya digunakan saat upacara adat maupun keagamaan di Bali. Apalagi, klangsah yang sifatnya serbaguna dari dinding atau atap.
Apabila dimodifikasi lagi, anyaman janur bisa juga menjadi topi atau kisa (wadah ayam atau buah-buahan).
"Penting bagi kami untuk melatih dan menguji keterampilan anak-anak membuat hasil seni dari anyaman janur karena sering digunakan dalam keseharian masyarakat di Bali," terang Asisten Manajer Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih I Gede Made Alitoya Winaya.
Dengan demikian, sambungnya, anak-anak di Bali terutama yang menjadi peserta lomba secara tidak langsung ikut menjaga kelestarian budaya dan tradisi Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menambahkan lokasi lomba di Jatiluwih Space bertujuan untuk mengenalkan kepada wisatawan atau pengunjung yang datang. Sehingga, tujuan promosi Jatiluwih Festival bisa tercapai.
"Dan menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang berkunjung tentunya," pungkas Alitoya.
(BIR/nor)