Sebanyak 239 atlet tenis meja dari 13 negara 'adu smash' di kejuaraan tenis meja Internasional 2023 yang digelar Badan Narkotika Nasional (BNN). 239 kontestan yang hadir terdiri dari 182 atlet Indonesia dan 57 atlet internasional.
Selain dari Indonesia, para atlet berasal dari Malaysia, China, Thailand, Taipei, Luxembourg, India, Jepang, Makau, Singapura, Jerman, Filipina, dan Korea Selatan. Pertandingan digelar di Auditorium Widya Sabha Universitas Udayana (Unud).
"Tapi yang (hadir) jelas banyak, dari Luxembourg, Jerman, dari Thailand, dari Malaysia, kemudian dari China, Macau, banyak sekali, India," kata Kepala BNN Komjen Petrus Reinhard Golose saat ditemui wartawan di lokasi pertandingan, Sabtu (17/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Golose, atlet dari Amerika Serikat (AS) seharusnya juga datang dalam kejuaraan tenis kali ini, namun mereka batal hadir. Golose berkelakar kalau atlet AS takut karena banyak lawan dari China.
"Seharusnya ada Amerika juga datang, jadi belasan, tapi Amerika last minute (bilang nggak jadi datang), mungkin karena lihat banyak China kali," kelakar mantan Kapolda Bali itu.
Para atlet akan bertanding dalam empat kategori, yaitu tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, dan ganda putri. Mereka bakal memperebutkan hadiah dengan nilai total sebesar 40.000 USD.
International Table Tennis Championship 2023 bertagline Smash On Drugs itu digelar dari 17 hingga 21 Juni 2023. BNN menggelar kejuaraan itu menjelang peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2023 pada 26 Juni mendatang.
Kejuaraan tenis meja menjadi salah satu kegiatan rutin BNN dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Golose menyebut hal itu sebagai implementasi pendekatan soft power dalam strategi BNN dalam perang melawan narkoba.
"Kegiatan-kegiatan dalam rangka soft power approach ini kami lakukan untuk menggemakan peran dan fungsi masing-masing stakeholder, khususnya dalam bidang olahraga untuk tetap meng-campaign bagaimana kami bersama-sama tidak bisa sendiri dalam penanggulangan narkotika," ujarnya
Golose meyakini olahraga dapat memberikan banyak manfaat. Bukan hanya menyehatkan tubuh, olahraga juga dapat membentuk karakter yang kuat, penuh percaya diri, serta sportivitas yang tinggi. Karakter seperti itulah yang dibutuhkan dalam membentuk ketahanan diri dari penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika.
(nor/BIR)