Warga Nusa Penida, Klungkung, Bali, boleh bangga karena wilayahnya menyimpan banyak objek wisata yang mengundang wisatawan datang dan berdecak kagum. Tetapi, di balik keindahan alamnya itu, air bersih menjadi barang langka, bahkan mewah bagi warga Nusa Penida.
Terutama, menghadapi musim kemarau ini, di mana kebutuhan air warga meningkat. Di sisi lain, sumber-sumber air bersih terletak cukup jauh, sehingga menyulitkan proses distribusi.
Alhasil, warga Nusa Penida harus rela merogoh kocek lebih dalam untuk membeli air bersih. Air bersih ini dibutuhkan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, tetapi juga untuk kegiatan usaha perhotelan dan restoran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga Rp 2,5 Juta per Bulan
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengatakan warga setempat terpaksa membeli air bersih antara Rp 1 juta hingga Rp 2,5 juta per bulan. Terutama, warga di bagian atas Pulau Nusa Penida, seperti Desa Bunga Mekar, Batu Kandik, Sekartaji, Pejukutan, dan Desa Sakti.
Anggota DPRD Provinsi Bali dari Daerah Pemilihan (Dapil) Klungkung I Ketut Juliarta menyebut warga di Desa Klumpu juga harus membayar mahal untuk membeli air. Setidaknya Rp 100 ribu per tangki yang habis digunakan selama tiga hari.
Terhitung, warga menghabiskan paling tidak 10 tangki per bulan atau setara Rp 1 juta. Kondisi ini dinilai memprihatinkan.
Kepala Desa Bunga Mekar I Wayan Yasa menuturkan sebetulnya hampir seluruh warga memiliki cubang atau bak penampungan air. Bak itu diisi dengan tadahan air hujan. Ini yang kemudian tersimpan saat musim hujan untuk digunakan pada musim kemarau. "Kalau sudah habis, pasti beli (air)," jelasnya.
Kepala Dusun Sampang, Desa Bunga Mekar, I Ketut Merta salah satu yang memanfaatkan air tadahan hujan. Tetapi, air itu pun sudah habis digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti memasak, mandi, mencuci, hingga memenuhi kebutuhan hewan ternak. Alhasil, ia kembali membeli air Rp 175 ribu per tangki berisi 1.000 liter dari pengepul.
"Air PDAM dari pemerintah di awal saja keluarnya lancar. Saat ini, mengalir satu kali dalam sebulan. Itu pun hanya dapat satu ember," katanya lirih.
Penyulingan Air Laut
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengeklaim sedang berusaha meningkatkan layanan air bersih melalui Perumda/PDAM Panca Mahotta Klungkung. Suwirta berharap PDAM bisa meningkatkan debit airnya.
Usaha lainnya, yaitu mengusulkan penyulingan air laut seperti yang saat ini dilakukan di Nusa Lembongan. Penyulingan air laut menjadi air bersih ini diprogram dalam sistem Sea Water Reverse Osmosis/SWRO.
Sistem ini disebut mampu menghasilkan 120 liter air per detik. "Airnya bahkan bisa langsung diminum, tanpa diolah lagi. Sudah bersih dan lolos uji," terang Suwirta.
Khusus untuk layanan air dari Perusahaan Umum Daerah (perumda) Panca Mahottama Klungkung, sudah ada 7.648 sambungan rumah dengan debit air yang bisa ditingkatkan menjadi 256,8 liter per detik.
"Berbagai upaya sudah kami lakukan untuk penanganan infrastruktur. Untuk air saja tahun ini sudah ada penanganan peningkatan air dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, dengan anggaran APBD Rp 53 miliar," imbuh Suwirta.
"Dengan sumber air Guyangan tambah dua mesin, lalu sumber air Penida dari 27 liter per detik naik menjadi 77 liter per detik. Ditambah dengan penanganan dari BWS Bali Penida. Terus kami kejar agar terjadi peningkatan 200 persen tahun ini," lanjutnya.
Kepala Unit Perumda Panca Mahottama Klungkung wilayah Nusa Penida Dewa Gede Merta akan fokus memperbaiki kerusakan, termasuk penambahan sambungan rumah.
Tak hanya itu, Perumda Panca Mahottama juga akan memaksimalkan peningkatan kapasitas air. "Saat ini pun, tim kami sedang melaksanakan penambahan sambungan (air ke rumah tangga) di lapangan. Selain itu kami juga sedang melakukan pemasangan pipa baru di wilayah Biaung," kata Merta.
Pemenuhan kebutuhan air dan listrik, di samping juga pembangunan dan perbaikan jalan, dinilai penting untuk dilakukan Pemkab Klungkung. Pemkab Klungkung menilai tanpa peningkatan layanan dasar tersebut, sulit membawa Nusa Penida untuk menjadi Kawasan Stategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Bantuan Tandon
Di Tempek Dangin Sabang, Desa Besan, Kecamatan Dawan, air bersih juga menjadi barang langka. Karenanya, Polres Klungkung memberikan dua tandon air beserta isinya dengan kapasitas masing-masing 1.200 liter.
Tandon air dengan kapasitas masing-masing 1.200 liter itu ditempatkan di Balai Suka Duka Dharma Sentana, Tempek Dangin Sabang, Dusun Kanginan, Desa Besan.
"Aksi ini menyambut Hari Bhayangkara ke-77 dengan mendistribusikan air bersih. Hari ini secara langsung kami cek pemanfaatannya untuk masyarakat," tutur Kapolres Klungkung AKBP I Nengah Sadiarta, Selasa.
Warga yang membutuhkan, sambung dia, dapat mengambil air dari tandon menggunakan jeriken, galon, atau tempat penampungan air lainnya. Diharapkan, aksi ini bisa mengurangi beban krisis air bersih yang dialami 90 keluarga (KK).
Perbekel Desa Besan I Ketut Yasa mengaku sangat terbantu dengan bantuan air bersih dari Polres Klungkung. Dengan begitu, warga setempat tidak perlu jauh-jauh berjalan untuk mengambil air bersih.
"Selama ini, masyarakat kami di Tempek Dangin Sabang memang sulit air, posisi di atas. Air PAM sulit naik, syukur ada bantuan ini. Artinya, tidak perlu jauh-jauh cair air ke bawah," kata Yasa.
Apalagi, saat ini memasuki musim kemarau. Warga akan kesulitan mencari air bersih. "90 KK di Tempek Dangin Sabang pasti kekurangan air bersih," terang Yasa.
(BIR/gsp)