Warga Mengeluh Air PDAM Mati Seminggu Lebih: BAB Lari ke Kebun

Badung

Warga Mengeluh Air PDAM Mati Seminggu Lebih: BAB Lari ke Kebun

Triwidiyanti - detikBali
Senin, 05 Jun 2023 14:37 WIB
Salah satu rumah warga yang merasakan kesulitan air akibat PDAM mati.
Foto: Salah satu rumah warga yang merasakan kesulitan air akibat PDAM mati. (Triwidiyanti/detikBali)
Badung -

Aliran air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mangutama Kabupaten Badung, Bali, macet lebih dari seminggu lalu di sejumlah wilayah di Kecamatan Kuta Selatan. Akibatnya, ribuan warga krisis air bersih.

Salah seorang di antaranya adalah warga Ungasan, Wayan Ismawati (60). Ibu rumah tangga di Banjar Bakung Sari, Ungasan, Kuta Selatan, ini mengaku sudah seminggu lebih 'menderita.' Bahkan, untuk buang air besar (BAB) harus pergi ke kebun.

"Lari ke kebun, saya mending masih ada kebun, kalau yang tinggal di (perumahan) BTN?" ujarnya sambil tertawa, Senin (5/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ismawati mengeluh bingung mencari air bersih. Terlebih, dia tinggal bersama empat kepala keluarga (KK) sehingga kebutuhan air tinggi. Ditambah pula Ismawati punya usaha laundry.

Ismawati juga mengaku mendapat informasi yang minim terkait matinya aliran air di wilayahnya.

ADVERTISEMENT

Selama air mati, keluarga Ismawati hanya mengandalkan tandon air hujan. Dia juga harus mengeluarkan uang untuk membeli air bersih karena air dari tandon masih kurang.

"Kayak gini ya air hujan dimasukkan talang ke dalam sini ya ini kurang lebih empat meter ini dalamnya, sekarang sudah habis nih sisa satu jengkal kali ini," ungkapnya.

"Ya terpaksa kalau ini habis hari ini habis saya besok beli," tambah Ismawati.

Menurutnya, selama air mati total tidak ada bantuan maupun pemberitahuan apapun dari PDAM.

Warga Ungasan lainnya, Made Reidita (45), yang tinggal di rumah dinas Kompleks Otoritas Bandara Angkasa Pura, Banjar Werdikasala, Ungasan, Kuta Selatan juga mengeluhkan hal serupa.

Untuk mencukupi kebutuhan air ia mengaku membeli secara pribadi melalui mobil tangki. Setiap rumah kata dia berbeda-beda.

"Kalau saya sehari satu kubik kalau saya tangkian 650 liter sekitar 25 ribu, kurang tentu juga bisa lebih, tergantung kebutuhan kita," ungkapnya.

Pantauan detikBali, hampir setiap rumah memiliki tandon air satu sampai tiga buah. Rupanya warga perumahan ramai-ramai membeli air untuk mencukupi kebutuhan air bersih di perumahan.

Satu tangki, kata Reidita, dalam setengah hari bisa habis ketika banyak pengeluaran seperti mencuci, memasak, dan lainnya.

Reidita juga mengaku bingung melaporkan soal kesulitan air tersebut. Dia dan warga lain tidak mendapat informasi sampai kapan air PDAM mati.

"Kalau informasi biasanya langsung ke Pak RT di grup, terakhir info terakhir selesai Minggu katanya ada perbaikan ternyata belum sampai sekarang," tandas Reidita.

Sementara itu, PDAM Tirta Mangutama Badung mengaku sudah menyiapkan mobil tangki untuk menyuplai air bagi masyarakat di Kuta Selatan.

"Kami, sudah stand by air tangki untuk pelayanan karena luasnya wilayah gangguan jadi tidak semua bisa dilayani berbarengan," tutur Direktur Teknik PDAM Tirta Mangutama Badung Made Suarsa kepada detikBali, Minggu (4/6/2023).

Menurut Suarsa, perbaikan layanan air perpipaan sudah rampung sejak Rabu (31/5/2023). Namun, Namun, kebocoran pipa terjadi lagi besoknya, Kamis (2/6/2023).

"Setelah selesai dan dialiri lagi, ternyata besoknya (Kamis) bocor lagi di sisi lainnya," tutur Suarsa.

Suarsa menjelaskan saat hendak memperbaiki pipa bocor, laut pasang karena purnama penuh atau full moon. Walhasil, para pekerja belum bisa memperbaiki pipa bocor karena pipa itu terendam air laut.




(hsa/gsp)

Hide Ads