Tiga dari 10 pasar yang ada di Kabupaten Jembrana sepi dari aktivitas perdagangan. Tidak ada pedagang dan pembeli di sana. Hanya bangunan kosong seolah-olah proyek mangkrak.
Berdasarkan pantauan detikBali di Pasar Manuver Gilimanuk, Sabtu (10/6/2023), banyak los dan kios kosong melompong. Padahal, pasar yang terletak dekat dengan Pelabuhan Gilimanuk itu menelan biaya Rp 5 miliar saat dibangun dan selesai pada 2020.
Dua pasar lainnya di Kecamatan Melaya juga bernasib serupa. Pasar Tukadaya dan Pasar Ekasari yang dibangun pada 2017 silam juga terpantau adem ayem. Hanya satu pedagang yang memanfaatkan los pasar, dan satu kios lainnya digunakan oleh Bumdes Tukadaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan Jembrana I Komang Agus Adinata membenarkan bahwa masyarakat belum memanfaatkan optimal pasar yang dibangun oleh pemerintah.
Padahal, ketiga pasar tersebut didanai oleh pemerintah pusat melalui dana alokasi khusus (DAK). "Tiga pasar ini tidak terdaftar sebagai objek retribusi oleh dinas dan (benar) saat ini masih sepi dari aktivitas jual-beli," ujarnya saat dikonfirmasi detikBali, Sabtu (10/6/2023).
Karenanya, Adinata mengaku akan menggandeng desa-desa terkait agar bangunan pasar yang sudah disediakan dapat dimanfaatkan secara maksimal.
"Pemerintah telah menyiapkan tempat bagi masyarakat yang ingin berdagang, kami akan koordinasikan dengan pihak desa mengenai hal ini. Namun, khusus untuk pasar di Terminal Manuver Gilimanuk, nantinya masuk dalam rencana pengembangan Pelabuhan Gilimanuk," terang dia.
Selain tiga pasar tersebut, Pasar Ijo Gading yang rampung dibangun pada 2014 juga belum dimanfaatkan secara optimal. Terpantau, beberapa kios dan los di lantai satu saja yang beroperasi. Sementara, bangunan di lantai dua dan tiga terpantau kosong melompong.
Namun, menurut Adinata, hal ini dikarenakan posisi Pasar Ijo Gading yang berdekatan dengan Pasar Umum Negara. Tak heran, Pasar Ijo Gading sepi dikunjungi. "Kepemilikan kios juga jadi alasan. Pemilik kios di Pasar Ijo Gading juga memiliki kios di Pasar Umum Negara," jelasnya.
Adinata menambahkan warga yang ingin mulai berdagang bisa menempati kios dan los yang tersedia. Tidak melulu pedagang lama. "Jadi, bangunan yang sudah dibangun pemerintah ini bermanfaat untuk masyarakat. Tidak terkesan mangkrak," tandasnya.
(BIR/hsa)