Angka Perceraian di Jembrana Meningkat gegara Himpitan Ekonomi

Angka Perceraian di Jembrana Meningkat gegara Himpitan Ekonomi

I Putu Adi Budi - detikBali
Rabu, 07 Jun 2023 15:52 WIB
Kabid Pelayanan Administrasi Kependudukan Disdukcapil Jembrana I Komang Sujana menyebut angka perceraian meningkat.
Kabid Pelayanan Administrasi Kependudukan Disdukcapil Jembrana I Komang Sujana menyebut angka perceraian meningkat. (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali).
Jembrana -

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kabupaten Jembrana mengungkap tren peningkatan angka perceraian di Gumi Makepung. Buktinya, belum juga genap enam bulan pertama tahun ini, sudah ada 91 kasus perceraian.

Pada 2022 lalu, tercatat 212 kasus perceraian. Angka itu juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya atau 2021 yang sebanyak 208 kasus perceraian.

Menurut Kepala Bidang Pelayanan Administrasi Kependudukan Dinas Dukcapil Jembrana I Komang Sujana, salah satu faktor yang mendongkrak peningkatan kasus perceraian ialah himpitan ekonomi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masalah ekonomi, sambung dia, memicu perbedaan pendapat antara pasangan suami-istri, sehingga tak jarang pasutri memutuskan untuk berpisah.

Lebih lanjut Sujana menilai peningkatan kasus perceraian di Jembrana tidak dapat dipisahkan dari kurangnya persiapan, baik fisik maupun psikologis pasangan suami-istri. "Masalah ekonomi paling dominan jadi alasan terjadinya perceraian," ungkapnya kepada detikBali, Rabu (7/6/2023).

Adapun, ia merinci rata-rata setiap bulan, kasus perceraian di Jembrana sebanyak 15-20 kasus. Angkanya diakui meningkat sejak pandemi COVID-19. "Biasanya permasalahan awal muncul di mana pasangan hidup terpisah, sehingga komunikasi tidak terjalin dengan baik," terang dia.

Untuk menekan tingkat perceraian, sambung Sujana, Disdukcapil menggencarkan sosialisasi ke masyarakat dengan memberikan materi komunikasi dan manajemen keuangan keluarga, termasuk kepada remaja sebelum menginjak dewasa saat pengurusan kartu tanda penduduk (KTP).

Sebab, ia menambahkan pernikahan merupakan hal yang sakral dan memerlukan perencanaan serta kesiapan lahir batin.

"Perlu juga peran aktif keluarga dan masyarakat agar membantu mengatasi masalah perceraian yang semakin meningkat," pungkasnya.




(BIR/iws)

Hide Ads