PPA: Kasus Pemerkosaan dan Kekerasaan Anak Mengkhawatirkan

Jembrana

PPA: Kasus Pemerkosaan dan Kekerasaan Anak Mengkhawatirkan

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Rabu, 07 Jun 2023 15:27 WIB
Kepala UPTD PPA Jembrana Ida Ayu Sri Utami Dewi menyebut kasus pemerkosaan dan kekerasan terhadap anak meningkat dan mengkhawatirkan.
Kepala UPTD PPA Jembrana Ida Ayu Sri Utami Dewi menyebut kasus pemerkosaan dan kekerasan terhadap anak meningkat dan mengkhawatirkan. (I Putu Adi Budiastrawan/detikBali).
Jembrana -

Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Jembrana mengungkap jumlah kasus pemerkosaan dan kekerasan terhadap anak mengkhawatirkan. Hingga Mei 2023, tercatat tujuh kasus yang sedang ditangani UPTD PPA.

Kepala UPTD PPA Jembrana Ida Ayu Sri Utami Dewi merinci dari tujuh kasus yang sedang ditangani, empat kasus pemerkosaan anak dan tiga kasus kekerasan anak. Adapun, pada tahun lalu, total kasus tercatat sebanyak 30.

"Kasus (pemerkosaan dan kekerasan) anak di bawah umur di Jembrana memang meningkat pasca-pandemi COVID-19 dan ini sudah mengkhawatirkan," terang Sri Utami saat sosialisasi antisipasi kekerasan terhadap anak di SMPN 3 Negara, Jembrana, Rabu (7/6/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karenanya, Sri Utami menjelaskan PPA gencar melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah sebagai upaya mengantisipasi kasus-kasus yang melibatkan anak-anak. Sosialisasi itu dilakukan mulai dari tingkat SD, SMP, hingga SMA.

Dalam pelaksanaan sosialisasi, PPA juga ikut melibatkan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (PPAPPKB) Jembrana, Wakil Ketua Forum Puspaga/Pemerhati Anak dan Perempuan, Duta Anak Bali 2023, termasuk Forum Anak Jembrana.

ADVERTISEMENT

"Kegiatan sosialisasi rutin dilakukan oleh Dinas PPAPPKB. Namun, UPTD PPA Jembrana baru-baru ini bergabung dan mulai menggencarkan kegiatan ini," tutur Sri Utami.

Sebab, lanjut dia, kasus-kasus yang melibatkan anak-anak, utamanya kekerasan seksual sangat mengkhawatirkan.

Apalagi, di era digital dan penggunaan ponsel pintar yang masif. Menurut dia, anak-anak memiliki rasa penasaran yang tinggi dan mencoba hal-hal yang seharusnya tidak mereka lakukan.

"Anak-anak tidak selalu mampu mengendalikan link-link yang masuk ke ponsel pintar mereka, karenanya orang tua juga perlu lebih memantau dan mendampingi mereka," ucapnya.




(BIR/gsp)

Hide Ads