Ribuan Warga Ikuti Banyu Pinaruh di Pantai Kelecung, Ada 2 Mahasiswa Jerman

Tabanan

Ribuan Warga Ikuti Banyu Pinaruh di Pantai Kelecung, Ada 2 Mahasiswa Jerman

Chairul Amri Simabur - detikBali
Minggu, 21 Mei 2023 15:29 WIB
Ribuan warga melakukan ritual Banyu Pinaruh difasilitas Pemdes Tegal Mengkeb, Selemadeg Timur, di Pantai Kelecung, Minggu (21/5/2023).
Ribuan warga melakukan ritual Banyu Pinaruh difasilitas Pemdes Tegal Mengkeb, Selemadeg Timur, di Pantai Kelecung, Minggu (21/5/2023). (Chairul Amri Simabur/detikBali).
Tabanan -

Ribuan warga melakukan ritual Banyu Pinaruh atau Banyu Pinaweruh yang difasilitasi Pemerintah Desa (Pemdes) Tegal Mengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, di Pantai Kelecung, Minggu (21/5/2023).

Ritual ini berlangsung sejak pukul 03.00 WIta hingga menjelang tengah hari. Mereka datang silih berganti untuk melakukan ritual yang selalu digelar sehari setelah hari suci Saraswati.

"Bukan hanya untuk warga Desa Tegal Mengkeb saja. Masyarakat di luar desa atau se-Kabupaten Tabanan boleh mengikutinya," jelas Kepala Desa atau Perbekel Tegal Mengkeb Dewa Made Widarma di sela kegiatan.


Ia menjelaskan bahwa desa sengaja memfasilitasi warga yang hendak melakukan ritual Banyu Pinaruh di Pantai Kelecung. Mulai dari sarana upacaranya atau bebantenan (segala jenis sajen) hingga konsumsinya.

"Kami coba secara gotong royong untuk memfasilitasinya. Ada yang menyumbang banten. Ada yang menyumbang konsumsinya," tutur Widarma.

Sejak digelar mulai pukul 03.00 Wita hingga berakhir sekitar pukul 11.00 Wita, akan ada paling tidak dua ribu orang warga yang mengikuti ritual Banyu Pinaruh.

"Banten-banten untuk keperluan Banyupinaruh sudah kami siapkan. Tinggal warga hanya membawa canang sari dan pakaian pengganti saja," sebutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Berhubung kegiatan ini baru pertama kali digelar, untuk kenyamanan dan keselamatan warga, ia mengerahkan seluruh staf Kantor Desa Tegal Mengkeb untuk melakukan pengaman.

"Ke depannya, kegiatan Banyu Pinaruh (yang difasilitasi Pemdes Tegal Mengkeb) ini akan rutin kami laksanakan setiap enam bulan sekali," sebutnya.

Pantauan detikBali pada lokasi pelaksanaan ritual di Pantai Kelecung, warga mulai ramai berdatangan untuk melaksanakan ritual Banyupinaruh sejak pukul 06.00 Wita.

Menariknya lagi dua orang mahasiswa dari Jerman yang sedang berlibur di Bali, Roben dan Paulina, turut dalam ritual tersebut. Mereka terlihat menerima tirta atau air suci dari seorang pendeta yang memimpin ritual tersebut.


"Senang bisa mengikuti ritual pada pagi hari ini," kata Roben.

Sejak tiba di Pantai Kelecung, ia dan Paulina merasa antusias melihat warga melaksanakan ritual Banyu Pinaruh yang identik dengan mandi di tepi pantai.

"Kami baru saja sampai dan mendengar ada hari perayaan turunnya ilmu pengetahuan (Hari Suci Saraswati)," ungkapnya.

Hal itu juga yang membuat dirinya terkesan. Roben dan Paulina yang awalnya hanya berdiri menyaksikan akhirnya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti ritual tersebut.

ADVERTISEMENT


"Melihat ada orang yang memberikan kami tawaran untuk mengikuti ritual ini, mengapa tidak," ujar Roben yang mengambil studi di bidang teknik ini.

Paulina menimpali bahwa keikutsertaan mereka dalam ritual tersebut merupakan pertama kalinya. Ia tidak hanya terkesan pada ritual yang bertalian dengan Hari Suci Saraswati tersebut.

"Tidak hanya ritualnya saja. Keramahtamahan warga di sini juga membuat kami terkesan. Bahkan, pendeta yang memimpin ritual benar-benar baik," tukasnya.

Sedikit melansir dari situs PHDI Karangasem, Banyu Pinaruh berasal dari kata banyu (air) dan pinaruh atau pangeweruh (pengetahuan).


Secara nyata, ritual ini dilakukan dengan membersihkan badan mandi keramas menggunakan kembang di laut atau sumber-sumber air.

Secara filosofis, Banyu Pinaruh bermakna menyucikan pikiran dengan menggunakan air ilmu pengetahuan.

Ritual ini bertujuan membersihkan segala kotoran atau kegelapan pikiran (awidya) yang melekat pada tubuh dengan ilmu pengetahuan.




(efr/hsa)

Hide Ads