Politikus senior PDIP I Made Urip tidak lagi dicalonkan sebagai anggota DPR RI pada Pemilu 2024. Pria yang sudah menjabat sebagai DPR RI selama lima periode itu menanggapi santai saat disinggung kemungkinan bertarung dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2024.
"Ah, itu urusan dewa-dewa partai. (Tapi) kalau saya ditugaskan, sebagai kader ya saya siap saja," seloroh Urip saat dijumpai wartawan di Tabanan, Jumat (19/5/2023).
Urip mengaku belum memiliki rencana setelah tak lagi menjadi anggota DPR RI. Ia memilih untuk fokus menuntaskan tugasnya sebagai anggota dewan di sisa waktu yang ada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masih satu setengah tahun ini (saya) sebagai anggota DPR. Setelah itu, nanti dipikirkan ke mana. Paling tidak pulang kampung," ujar politikus dari Kecamatan Marga tersebut.
Ketua DPP PDIP Bidang Pertanian, Kehutanan, Pangan, dan Lingkungan Hidup itu mengaku legowo setelah tidak dicalonkan lagi oleh partainya sebagai DPR RI pada Pemilu mendatang. Diketahui, PDIP mendaftarkan sembilan orang kadernya untuk maju sebagai bacaleg DPR RI daerah pemilihan (dapil) Bali pada Pemilu 2024. Kesembilan kader PDIP itu, antara lain I Nyoman Adi Wiryatama, I GN Kesuma Kelakan, I Nyoman Parta, I Ketut Kariyasa Adnyana, I Wayan Sudirta, I Gusti Ayu Aries Sujati, I GA Diah Werdhi Srikandi, dan Sagung Ratu Sri Jaya Laksmi.
Urip menegaskan tidak akan menjadi sponsor untuk sembilan orang kader PDIP yang maju sebagai bacaleg DPR RI dapil Bali tersebut. "Terserah (konstituen saya). Hati nurani masing-masing mau pilih siapa silakan. Saya tidak mau mengarah-arahkan," tukas anggota DPR RI yang meraup 255.130 suara pada Pemilu 2019 atau ranking ketujuh di tingkat nasional.
Meski begitu, Urip menjelaskan akan tetap bekerja untuk partainya agar menang pada Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. "Saya tetap loyal patuh terhadap keputusan partai," ujarnya.
Urip menjelaskan sudah bergabung dengan partai berlambang banteng sejak 1982 (ketika itu bernama PDI) atau hampir 41 tahun. Ia sempat menjadi utusan luar biasa dari Bali dalam Kongres Luar Biasa di Surabaya, Jawa Timur, pada 1993.
"Dari zaman tidak enak. Ini (PDIP) adalah partai yang pertama dan terakhir dalam hidup saya. Betapa pun susah penderitaannya, saya masih tetap di PDIP," tandasnya.
(iws/BIR)