Kasus DBD Denpasar Disorot DPR, Tertinggi se-Indonesia

Kasus DBD Denpasar Disorot DPR, Tertinggi se-Indonesia

I Wayan Sui Suadnyana - detikBali
Senin, 08 Mei 2023 17:48 WIB
Petugas Puskesmas Pahandut melakukan fogging atau pengasapan di komplek Gang Syalawat, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Sabtu (15/4/2023). Pengasapan yang dilakukan di kawasan permukiman padat penduduk tersebut guna mencegah penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti menyusul adanya temuan kasus DBD di daerah itu. ANTARA FOTO/Makna Zaezar/foc.
DPR menyoroti kasus DBD di Kota Denpasar yang berdasarkan data Kemenkes menjadi yang tertinggi se-Indonesia. (ANTARA FOTO/Makna Zaezar).
Denpasar -

DPR menyoroti kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Denpasar. Pasalnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus DBD di ibu kota Provinsi Bali tersebut tercatat menjadi yang tertinggi se-Indonesia.

"Kota Denpasar, berdasarkan data Kemenkes, sampai pekan ke-9 tahun ini masih merupakan daerah dengan jumlah kasus tertinggi di Indonesia, yakni 588 kasus," ujar Ketua Komisi IX DPR Felly Estelita Runtuwene saat kunjungan kerja timnya ke Kota Denpasar, Senin (8/5/2023).

Karenanya, Felly menyebut kasus DBD harus menjadi perhatian khusus. Sebab, isu kesehatan ini kerap menimbulkan kejadian luar biasa dengan jumlah kasus dan kematian yang tinggi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan beberapa langkah dan strategi yang sedang dijalankan oleh pemerintah, diharapkan akan berkontribusi dalam menurunkan kasus DBD," tutur politikus Partai Nasdem tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar Anak Agung Ayu Agung Candrawati mengakui kasus DBD di wilayahnya memang meningkat sejak Desember 2022. Peningkatan kasus ini terus terjadi hingga 2023.

ADVERTISEMENT

Sebetulnya, ia mengeklaim kasus DBD sempat menurun, namun angka penurunannya tidak signifikan. "Berbagai upaya kami lakukan selama ini, termasuk Ultra Low Volume (ULV) yang sedang berjalan dan mungkin itu yang juga menurunkan sedikit kasus DBD di Kota Denpasar," ungkap dia.

Candrawati menambahkan tindakan yang paling efektif dan efisien dalam mengatasi DBD, yaitu menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk.

"Kenyataannya, peran masyarakat untuk turut serta melaksanakan penanggulangan DBD masih belum optimal. Jadi, masih menganggap fogging adalah salah satu solusi untuk menurunkan kasus DBD," jelas Candrawati.

Sementara itu, berdasarkan data Kemenkes hingga pekan ke-17 tahun ini, ada lima daerah yang mencatat kasus DBD tertinggi, yaitu Denpasar 891 kasus, Bima 575 kasus, Bandung 678 kasus, Sikka 459 kasus, dan Buleleng 412 kasus.




(BIR/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads