Waspada Dampak El Nino, Distan Siapkan 2 Opsi

Tabanan

Waspada Dampak El Nino, Distan Siapkan 2 Opsi

Chairul Amri Simabur - detikBali
Minggu, 07 Mei 2023 23:30 WIB
Area persawahan di Desa Tegalmengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, yang ditanami jagung pada musim kemarau 2022 lalu. (Chairul Amri Simabur/detikBali)
Foto: Area persawahan di Desa Tegalmengkeb, Kecamatan Selemadeg Timur, yang ditanami jagung pada musim kemarau 2022 lalu. (Chairul Amri Simabur/detikBali)
Tabanan -

Dinas Pertanian (Distan) Tabanan bersiap menghadapi potensi kekeringan akibat El Nino yang diprediksi terjadi dalam beberapa bulan ke depan. Setidaknya, ada dua opsi yang bisa diterapkan jika terjadi kekeringan berkepanjangan.

Dua alternatif tersebut, yakni meneruskan penanaman komoditas padi pada subak yang airnya masih memadai. "Kalau airnya masih cukup, jalankan sesuai agenda di subak masukan program tanam padi," jelas Kepala Distan Tabanan I Made Subagia, Minggu (7/5/2023).

Sebaliknya, lanjut Subagia, bila pasokan air ke persawahan berkurang karena faktor iklim, pilihannya adalah menanam komoditas pertanian palawija. "Kami sedang menyusun program penyuluhan. Di sini kami juga kumpulkan para pekaseh. Kami sampaikan (prediksi) bahwa pada 2023 dan 2024, situasi iklim sedang tidak baik," ungkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, saat ini sebagian besar area persawahan di Tabanan sedang beralih pada masa tanam palawija. Misalkan di Subak Bengkel, Kecamatan Kediri, yang luas sawahnya sekitar 350 hektare.

Menurutnya, kebutuhan air di subak itu masih memadai. Namun sesuai pararem atau peraturan subak setempat, saat ini sedang masanya menanam palawija.

"Itu untuk memutus siklus hama atau penyakit. Saat ini masih tanam palawija. Seperti sayur, bawang merah, dan aneka hortikultura," ungkapnya.

Demikian juga dengan Subak Gubug 1, 2, serta Empas Buahan di Kecamatan Tabanan yang total luas lahannya sekitar 500 hektare.

"Di tiga subak ini memang sudah musim panen padi. Bulan ini dan Juni nanti sudah masuk masa tanam palawija, yakni kedelai," ungkapnya seraya menyebut di beberapa subak lain bisa saja mengembangkan komoditas jagung atau ketela pohon.

Menurut Subagia, bila setelah masa palawija yang usia tanamnya relatif pendek telah usai dan berlanjut dengan awal periode kekeringan, maka dari segi waktu akan tepat.

"Karena biasanya di beberapa subak, Juni sudah mulai musim tanam padi lagi. Jadi timingnya tepat," jelasnya Subagia. Meski demikian, ia menegaskan bahwa ini baru beberapa opsi yang akan ditempuh bila masa kering berkepanjangan terjadi sesuai prediksi.

"Sejauh ini sudah ada informasi (prediksi dampak El Nino) melalui zoom. Dan kebetulan kami sedang menyusun program penyuluhan. Ini yang kami sampaikan sebagai langkah antisipasi apa yang bisa diterapkan," pungkasnya.




(efr/iws)

Hide Ads