.webp)
Terminal Mengwi, Badung, menjadi salah satu tempat yang diserbu pemudik untuk memulai perjalanan menuju kampung halaman. Peningkatan penumpang saat arus mudik Idul Fitri 1444 Hijriah mulai terlihat sejak 15 April lalu.
Namun, keramaian di terminal saat momen mudik Lebaran rupanya belum memberikan pemasukan signifikan bagi pedagang oleh-oleh di Terminal Mengwi. Khususnya yang berjualan di ruang tunggu keberangkatan angkutan antar kota antar provinsi (AKAP).
Lebih dari delapan unit warung oleh-oleh berjejer di dalam area tunggu penumpang. Rata-rata menjual kain khas Bali, topi pantai, selendang, baju barong, kaus pantai, destar (udeng), dan aneka kue yang bisa dibawa pulang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Made Murni (50) adalah salah seorang pedagang yang merasakan sepinya pembeli di Terminal Mengwi saat momen mudik Lebaran. Ia menyebut kondisi yang tidak jauh beda dari hari-hari biasa.
Meski penumpang meningkat, tidak banyak orang yang mampir belanja. Padahal, momen Lebaran sudah dinanti-nanti pedagang.
"Kalau membeli makanan minuman ya nggak ada. Kan maklum masih puasa. Tapi yang belanja oleh-oleh seperti kue-kue itu jarang sekali. Malah ada yang masuk paling keluar lagi. Beli snack pakai bekal di bus aja," tuturnya, Rabu (26/4/2023).
Runci (44), wanita yang satu ini sebetulnya enggan bercerita lebih dalam terkait kondisi di terminal. Namun, ia mengakui para pedagang sepi pembeli.
Ia pun tidak bisa ambil kesempatan pada arus balik mudik karena tidak semua penumpang yang turun di terminal mampir lagi ke warung. "Di bawah Rp 100 ribu dapat sehari. Sepi, sama seperti biasa," ujarnya singkat.
Simak Video 'Petugas Beri Kelonggaran Bagi Penumpang yang Tolak Turun di Terminal Mengwi':
