Warga Pegayaman Sambut Idul Fitri dengan Tradisi Ngejot

Buleleng

Warga Pegayaman Sambut Idul Fitri dengan Tradisi Ngejot

Made Wijaya Kusuma - detikBali
Sabtu, 22 Apr 2023 23:23 WIB
Warga Desa Pegayamanan melaksanakan tradisi ngejotΒ dengan mengantarkan makanan ke rumah tetangga, sanak saudara, hingga sesepuh, padaΒ Jumat (21/3/2023).Β (Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Warga Desa Pegayamanan melaksanakan tradisi ngejotΒ dengan mengantarkan makanan ke rumah tetangga, sanak saudara, hingga sesepuh, padaΒ Jumat (21/3/2023).Β (Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Buleleng - Warga di Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, punya tradisi unik menyambut hari raya Idul Fitri. Mereka membagikan makanan kepada para tatangga, termasuk untuk warga non muslim di sekitar rumahnya. Tradisi itu disebut Ngejot atau Pengroah.

Tradisi ini telah diwarisi secara turun temurun oleh warga Pegayaman dan masih dilestarikan hingga saat ini. Hidangan yang akan dibagikan umumnya dipersiapkan oleh ibu-ibu di desa.

Sekitar pukul 17.00, hidangan yang sudah dimasak di dapur masing-masing kemudian ditata di atas nampan. Isinya beragam: ada jajan uli, jajan tape, hingga aneka lauk lengkap dengan nasi. Hidangan ini diantarkan ke para tetangga, tetua, sanak saudara hingga tokoh agama.

Tokoh masyarakat Desa Pegayaman Suharto mengatakan tradisi ngejot merupakan bentuk silahturahmi. Menurutnya, warga muslim di Pegayaman hidup rukun dengan umat Hindu yang mereka sebut sebagai nyama braya (saudara) Bali.

"Ngejot dilakukan dalam dua sisi, Ngejot di internal dan eksternal. Internalnya dengan sesama nyama yang berada di dalam, kemudian teman-teman di nyama braya Hindu, itu eksternal. Tradisi ini berlangsung dari dulu, sudah dari berabad-abad yang lalu," tutur Suharto, Jumat (21/4/2023).

Suharto menyebut tradisi ini merupakan wujud akulturasi budaya di Desa Pegayaman. Seperti diketahui, tradisi ngejot atau membagikan makanan juga dilakukan oleh umat Hindu di Bali.

Ia menjelaskan, umat muslim di Desa Pegayaman juga membagikan Pengroah kepada sesepuh hingga guru ngaji di desa tersebut. Isinya sedikit berbeda: ada rumbah (kelapa yang diparut gepeng, dicampur daging kering dengan bumbu genep) dan sayur trengtengan (kol, tauge, dan kacang-kacangan).

"Jadi, kosep sederhananya dalam Islam itu silaturaim. Bagaimana menjaga silaturahmi lewat Ngejot itu. Kalau di Buleleng konsep menyama beraya (bersaudara). Ini yang coba dipertahankan sampai sekarang dan terus kita sebarkan," pungkasnya.




(iws/efr)

Hide Ads