Mayat 'Bangkit' dari Kubur, Rahasia Keperkasaan Pasukan Mongol Terkuak

Mayat 'Bangkit' dari Kubur, Rahasia Keperkasaan Pasukan Mongol Terkuak

Tim detikInet - detikBali
Rabu, 12 Apr 2023 09:06 WIB
Kuburan pasukan mongol
Foto: Salah satu lokasi kuburan pasukan Mongol. (Yahoo News)
Bali -

Jasad pasukan Imperium Mongol bermunculan dari kubur mereka. Ini bukan peristiwa mistis. Melainkan terjadi secara alamiah akibat lapisan tanah di Pegunungan Eurasia meleleh secara perlahan.

Jasad pasukan penakluk yang banyak ditakuti pada masa silam itu menjadi objek penelitian para ilmuwan. Dari penelitian lewat jasad tersebut, ilmuwan mengungkap apa saja yang mereka makan. Ini diduga menjadi 'rahasia' keperkasaan pasukan Mongol saat itu.

Jasad-jasad yang diteliti para ilmuwan dalam sebuah studi itu berada di pemakaman area Pegunungan Khovsgol, barat laut Mongolia, dekat perbatasan Rusia. Makam itu eksis sejak abad ke-13 bersamaan dengan unifikasi Imperium Mongol di tahun 1206.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari detikInet, saat itu Genghis Khan menyatakan dirinya sebagai penguasa dari seluruh Mongolia. Dengan bantuan tentaranya yang tangguh dan kejam, dia memimpin penaklukan berdarah di seluruh Asia. Imperium Mongol pun menjadi salah satu yang terbesar sepanjang sejarah dunia.

Pada 2018 dan 2019, kerangka 11 individu ditemukan di situs pemakaman elit di masanya setelah lapisan es meleleh. Jasad itu secara mengejutkan masih cukup baik kondisinya, walaupun sudah terkubur ratusan tahun. Suhu yang beku membantu mengawetkannya.

ADVERTISEMENT

Objek-objek mewah ikut dikubur bersama para pasukan tersebut. Hal itu menandakan status mereka tinggi di zaman kejayaan Mongol. Nah, ilmuwan pun tertarik menyelidiki menu makanan dari kaum aristrokrat Mongol dengan meneliti jasad itu.

Dengan analisis protein yang ditemukan di area gigi, mereka menemukan bukti bahwa tentara Mongol ini suka minum susu kuda, kambing, domba, sapi dan khususnya yak, yaitu hewan sejenis sapi yang eksis di Tibet.

Yak memang memainkan peran penting dalam budaya penduduk di area dataran tinggi Eurasia timur. Mereka menyediakan makanan kalori tinggi, bulu yang tebal serta lemak untuk bahan pembuatan komoditas seperti lilin.

"Penemuan terpenting kami adalah seorang perempuan elit yang dikubur dengan jubah sutra. Analisis kami menyimpulkan dia minum susu yak saat dia hidup. Ini membantu kami memverifikasi kegunaan jangka panjang hewan ikonik ini di area itu dan ikatannya dengan penguasa elit," kata Alicia Miller dari University of Michigan.

Di sisi lain, meski lapisan es yang mencair membantu ilmuwan menemukan mayat dari masa silam, itu membuatnya lebih rentan terhadap penjarahan. Jika suhu terus meningkat dan lapisan es kian sedikit, dikhawatirkan beberapa peninggalan arkeologi rusak karena ulah manusia.

"Tingkat penjarahan yang kami saksikan belum pernah terjadi sebelumnya. Hampir setiap pemakaman yang dapat kami temukan dihancurkan oleh aktivitas penjarahan," jelas Julia Clark, seorang arkeolog di Nomad Science.




(hsa/nor)

Hide Ads