Gubernur Bali I Wayan Koster menyebut pembangunan jalan pintas (shortcut) Singaraja-Mengwitani akan dilanjutkan sampai titik 12. Pembangunan diprediksi rampung pada 2026.
"Astungkara selesai 2026," kata Koster dalam sambutannya di acara Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Singaraja, Kamis (30/3/2023).
Tahun ini, lanjut Koster, pembangunan akan dilanjutkan pada titik 7D dan 7E, dengan anggaran sebesar Rp 92 miliar, yang saat ini masih dalam proses tender. Kemudian diteruskan dengan titik 9 dan 10 pada 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah itu, baru dilanjutkan dengan dua titik terakhir yakni titik 11 dan 12, diprediksi mulai dikerjakan pada 2025 sampai 2026. "Kalau ke Denpasar atau balik ke Singaraja nggak lagi lekak-lekok tajam sampai di Buleleng perutnya mules," jelasnya.
Lanjut Koster anggaran yang diperlukan untuk membangun shortcut di Buleleng sangat besar. Jika ditotal hingga titik 12 diperkirakan menelan anggaran Rp 1,5 triliun.
Ia merinci anggaran yang dikeluarkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk pembebasan lahan saja mencapai Rp 200 miliar lebih. Sementara, APBN yang dikeluarkan untuk pembangunan shortcut sampai saat ini sudah lebih dari Rp 500 miliar.
"Nanti kalau sampai selesai di titik 12 di Bangkiang Sidem. Akan menghabiskan anggaran Rp 1,5 triliun. Besar anggarannya, nggak gampang juga," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, pembangunan shortcut di Kabupaten Buleleng bertujuan untuk mengurangi tanjakan dan tikungan di jalan. Di mana kemiringan jalan di jalur Singaraja-Denpasar itu hampir 27 derajat. Kemiringan ini sudah melebihi ambang batas di jalur perbukitan yang hanya 10 derajat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungannya telah meresmikan Shortcut Titik 7A, 7B, 7C, dan titik 8, Kamis (2/2/2023).
(efr/nor)