Bali Sepekan: Warga Ngotot Rekreasi Saat Nyepi-Koster Tolak Israel

Terpopuler Sepekan

Bali Sepekan: Warga Ngotot Rekreasi Saat Nyepi-Koster Tolak Israel

Tim detikBali - detikBali
Minggu, 26 Mar 2023 08:08 WIB
Warga non-Hindu di Desa Sumberkelampok melawan barisan pecalang dengan berekreasi di pantai saat hari raya Nyepi.
Sejumlah warga Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, melawan barisan pecalang yang berjaga di Hari Raya Nyepi, Rabu (22/3/2023). Mereka ngotot untuk berekreasi ke Pantai Prapat Agung. (Foto: Dok. Istimewa)
Denpasar -

Sejumlah peristiwa terjadi di Bali menjadi sorotan pembaca detikBali sepekan terakhir. Mulai dari warga di Desa Sumberklampok yang ngotot rekreasi ke pantai hingga menerobos barisan pecalang saat Hari Suci Nyepi.

Ada pula Gubernur Bali Wayan Koster yang menolak Tim Nasional Israel U-20 bertanding di Bali saat Piala Dunia Sepakbola FIFA U-20. Koster melayangkan surat penolakan tersebut kepada Menteri Pemuda dan Olahraga RI.

Selanjutnya, malam pertama Ramadan tahun ini berbarengan dengan Hari Raya Nyepi. Umat Muslim di Bali melaksanakan salat Tarawih saat Nyepi dengan berjalan kaki dan tidak bergerombol.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut rangkuman berita Bali terpopuler sepekan ini, seperti dirangkum detikBali.

Warga Ngotot Rekreasi ke Pantai Saat Nyepi

Sejumlah warga Desa Sumberklampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, melawan barisan pecalang yang berjaga di Hari Raya Nyepi, Rabu (22/3/2023). Mereka ngotot untuk berekreasi ke Pantai Prapat Agung.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan video yang beredar, sejumlah warga mengendarai sepeda motor menunggu di depan portal yang dijaga para pecalang. Mereka berbondong-bondong masuk, setelah seorang di antaranya berhasil membuka portal.

"Informasi dari warga, setiap hari raya Nyepi, mereka terbiasa berekreasi di sana agar tidak keluar ke jalan raya. Tetapi, yang namanya Nyepi itu seharusnya di rumah. Apalagi, ikut menghidupkan sepeda motor. Bandara saja ditutup," terang Perbekel Desa Sumberkelampok Wayan Sawitrayasa, Kamis (23/3/2023).

Setelah video keriuhan di Sumberkelampok saat Nyepi viral, Ahmad Zaini dan Muhammad Rasyad akhirnya meminta maaf. Mereka adalah dua warga di Desa Sumberklampok yang bersitegang dengan pecalang saat Nyepi. Permintaan maaf itu disampaikan dalam mediasi di Mapolsek Gerokgak, Kamis (23/3/2023).

"Kami selaku warga Sumberkelampok atas kesalahan kami kemarin, kami memohon maaf beribu-ribu maaf atas kesalahan kemarin," ujar Ahmad Zaini.

Dia berkilah membuka paksa tali portal menuju pantai agar tidak terjadi kerumunan di jalan. Sebab saat itu, kata dia, warga lainnya dengan mengendarai motor sudah menumpuk di depan portal.

Di sisi lain, Desa Adat Sumberklampok memutuskan memroses hukum Ahmad Zaini dan Muhammad Rasyad. Hal itu berdasarkan hasil paruman atau rapat yang digelar secara tertutup sejak pukul 19.30 Wita hingga pukul 22.00 Wita, Jumat (24/3/2023) malam.

Kepala Seksi Humas Polres Buleleng AKP I Gede Sumarjaya membenarkan kasus sudah dilimpahkan ke Unit Satreskrim Polres Buleleng. Menurutnya, penyidik masih mendalami tindak pidana maupun pasal yang akan dikenakan untuk dua warga tersebut.

"Sekarang, masih didalami untuk menentukan tindak pidana dan pasalnya," jelasnya.

Sementara itu, Kelian Desa Adat Sumberklampok Jro Putu Artana menuturkan pada dasarnya, desa adat sudah memaafkan perbuatan dua warga tersebut. Tetapi, proses hukum akan tetap berlanjut sesuai hasil paruman.

"Apapun keputusan pihak berwenang, dalam hal ini penegak hukum, kesepakatannya kami menerima saja," kata Arsana.

Koster Tolak Israel Bertanding di Bali

Gubernur Bali Wayan Koster seusai melakukan pengukuhan kepengurusan Badan Pengelola Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih di Karangasem, Jumat (24/3/2023).Gubernur Bali Wayan Koster seusai melakukan pengukuhan kepengurusan Badan Pengelola Fasilitas Kawasan Suci Pura Agung Besakih di Karangasem, Jumat (24/3/2023). Foto: I Wayan Selamat Juniasa/detikBali

Gubernur Bali Wayan Koster menolak Tim Kesebelasan Israel bertanding di Pulau Dewata saat helatan Piala Dunia U-20. Ia pun melayangkan surat dan menyampaikan penolakan itu kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali.

Koster beralasan, kebijakan politik Israel terhadap Palestina tidak sesuai dengan kebijakan politik Pemerintah Indonesia. Ia menilai Pemerintah Indonesia juga tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Pemerintah Israel.

"Kami mohon agar Bapak Menpora mengambil kebijakan untuk melarang tim dari Israel ikut bertanding di Bali. Kami, Pemprov Bali, menolak keikutsertaan Israel bertanding di Bali," tulis Koster dalam surat tersebut.

Koster pun membeberkan alasannya menolak Tim Nasional Israel U-20 bertanding di Bali saat Piala Dunia U-20. Politikus PDI Perjuangan itu menuturkan Israel menjajah Palestina.

"Kami menolak karena Israel melakukan gangguan atau penjajahan terhadap Palestina," tutur politikus PDI Perjuangan itu, di Karangasem, Jumat (24/3/2023).

Anggota Komisi I DPRD Bali I Ketut Juliartha mengatakan Bali harus mengikuti peraturan pemerintah pusat jika Israel benar-benar datang dan berlaga di Pulau Dewata. Sebab, Bali masih menjadi bagian dari Indonesia.

"Karenanya, apa pun keputusan di pusat, kami (Bali) harus ikut. Itu kan urusan ini (FIFA), saya tidak tahu. Nanti FIFA yang mengatur. Kayaknya Bali dari dulu kan biasa-biasa saja, aman-aman saja. Kurang tahu kalau di luar," jelas Juliartha, Selasa (21/3/2023).

Meski begitu, ia menilai wajar Koster mengajukan penolakan Israel bertanding di Bali. "Kalau warga asing Israel kan memang susah masuk ke Indonesia. Bahkan, kalau tidak salah, tidak dikasih (masuk)," katanya.

Israel menjadi satu dari 24 negara yang bertanding pada Piala Dunia Sepakbola FIFA U-20 Tahun 2023. Kompetisi ini akan digelar pada 20 Mei-11 Juni 2023. Selain Bali, diketahui perhelatan FIFA U-20 akan digelar di enam provinsi di Indonesia, yakni DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.

Tarawih Pertama Saat Nyepi

Salat Tarawih pertama digelar di rumah salah satu tokoh Kampung Bugis, Desa Adat Tuban, Kuta, Badung, pada Rabu (22/3/2023) malam. Salat Tarawih digelar di rumah untuk menghormati Nyepi.Salat Tarawih pertama digelar di rumah salah satu tokoh Kampung Bugis, Desa Adat Tuban, Kuta, Badung, pada Rabu (22/3/2023) malam. Salat Tarawih digelar di rumah untuk menghormati Nyepi. Foto: Tri Widiyanti/detikBali

Hari Raya Nyepi tahun ini berbarengan dengan malam pertama Ramadan. Umat muslim di Bali dipersilakan melaksanakan salat Tarawih saat Nyepi dengan berjalan kaki dan tidak bergerombol.

Seruan itu tertuang dalam hasil kesepakatan seruan bersama yang dicetuskan pada Senin (13/3/2023). Manggala Utama Pasikian Pecalang Majelis Desa Adat (MDA) Bali I Made Mudra menjelaskan dalam seruan bersama yang disetujui oleh MDA dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali itu dicantumkan beberapa kesepakatan, salah satunya mengenai salat Tarawih.

"Melaksanakan salat tarawih di masjid atau musala terdekat dengan berjalan kaki, tidak bergerombol, tidak menggunakan sound system (pelantang suara) dan menggunakan lampu penerangan yang terbatas," ujar Mudra, Minggu (19/3/2023).

Warga Banjar Adat Celuk, Gianyar sepakat untuk tidak salat Tarawih pertama di masjid dan musala. Putu Gede Mahendra, salah satu pecalang yang berjaga saat Nyepi, mengatakan jarak masjid dan musala dengan Banjar Adat Celuk lebih dari 200 meter. Penduduk setempat pun sepakat untuk salat Tarawih pertama di rumah masing-masing.

"Sudah ada kesepakatan untuk Tarawih di rumah," ungkap Mahendra, Rabu malam (22/3/2023).

Sementara itu, umat muslim Kampung Bugis, Desa Adat Tuban, Kuta, Badung juga melaksanakan salat Tarawih pertama di rumah. Mereka salat berjemaah di rumah salah satu tokoh masyarakat asal Bugis, Moch Johar.

Salat Tarawih itu diikuti oleh puluhan jemaah pria, perempuan, hingga anak-anak. Ustaz Muhammad Andre menjadi imam salat Tarawih yang bersamaan dengan peringatan Nyepi. Penerangan seadanya tak mengurangi khusyuknya jemaah.

Sebelum salat Tarawih, jemaah melaksanakan salat Isya. Para jemaah kemudian salat Tarawih delapan rakaat dan diakhiri salat Witir tiga rakaat.

Pelaksanaan salat Tarawih pertama di Masjid Agung Al Mujahidin Tabanan, Bali, hanya diikuti jemaah terdekat pada Rabu (22/3/2023) malam. Hal itu karena bertepatan dengan Hari Suci Nyepi tahun baru saka 1945.

Di Desa Adat Kota Tabanan, salat Tarawih pertama Ramadan 1444 Hijriah hanya diikuti puluhan warga Muslim di Banjar Tunggal Sari, Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan. Mereka merupakan warga yang rumahnya berdekatan dengan masjid tersebut.

Bendesa Adat Kota Tabanan I Gusti Ngurah Gede Siwa Gentha menuturkan umat yang mengikuti salat Tarawih datang ke masjid dengan berjalan kaki. Selain itu, salat tarawih dilaksanakan dengan lampu penerangan yang terbatas dan tanpa alat pengeras suara.

Ia menjelaskan Pecalang Banjar Adat Delod Rurung dan petugas keamanan Banjar Tunggal Sari yang wilayahnya saling bertetanggaan juga tetap bertugas memastikan kondusivitas dua perayaan tersebut. "Astungkara, sejauh ini aman terkendali," jelasnya.




(iws/hsa)

Hide Ads