Astungkara, Nyepi di Tabanan dan Denpasar Nihil Pelanggaran

Astungkara, Nyepi di Tabanan dan Denpasar Nihil Pelanggaran

Nuranda Indrajaya, Chairul Amri Simabur - detikBali
Kamis, 23 Mar 2023 11:25 WIB
Perayaan Nyepi di Tabanan dan Denpasar berlangsung tertib. Pecalang yang bertugas tak mencatat pelanggaran saat bertugas.
Perayaan Nyepi di Tabanan dan Denpasar berlangsung tertib. Pecalang yang bertugas tak mencatat pelanggaran saat bertugas. (Chairul Amri Simabur/detikBali).
Denpasar -

Perayaan Nyepi Tahun Saka 1945 di Desa Adat Kota Tabanan berlangsung tertib dari pukul 06.00 Wita, Rabu (22/3/2023), sampai pukul 06.00 Wita pada Kamis (23/3/2023). Tidak ada pelanggaran berarti yang terjadi di wilayah ini.

"Astungkara tidak ada pelanggaran," jelas Bendesa Adat Kota Tabanan, I Gusti Gede Ngurah Siwa Gentha.

Seluruh warga atau krama Desa Adat Kota Tabanan melakukan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari Amati Geni, Amati Lelungan, Amati Karya, dan Amati Lelanguan. "Sehingga Nyepi kemarin berjalan dengan baik," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, masih ada beberapa kendaraan yang harus melintas dikarenakan keperluan darurat, yakni mengantar orang sakit. Ia menyebutkan bahwa sebagian besar kendaraan itu datang dari luar wilayah Desa Adat Kota Tabanan.

Warga yang sakit dan diangkut dalam kendaraan itu kemudian diarahkan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan pertama.

ADVERTISEMENT

"Sudah diatensi dan pecalang memberikan kemudahan agar cepat sampai di beberapa rumah sakit terdekat," terang Siwa Gentha.

Para pecalang yang bertugas di seputaran pusat Kota Tabanan juga mengontrol lampu-lampu di Pasar Umum Tabanan yang lupa dimatikan.

"Lampu-lampu yang lupa dimatikan di pasar dan sekitarnya sudah dimatikan pecalang Desa Adat Kota Tabanan. Ada juga lampu traffic light (lalu lintas) masih menyala. Ini sudah dikoordinasikan ke Dinas Perhubungan dan PLN," jelasnya.

Selama perayaan Nyepi, Desa Adat Kota Tabanan mengerahkan hampir 300 orang pecalang. Dari desa adat saja ada 48 orang. Sedangkan sisanya, 240 orang merupakan perwakilan dari masing-masing banjar adat.

"Ada 24 banjar adat di Desa Adat Kota Tabanan. Masing-masing banjar adat ada 10 pecalang. Jadi, 240 orang ditambah 48 dari Desa Adat Kota Tabanan, itu hampir 300 orang," imbuh Siwa Gentha.

Pemandangan serupa juga terjadi di Denpasar. Tidak ada aktivitas warga pada perayaan Nyepi. Toko-toko ritel dan kelontong pun tutup.

Hanya ada enam pecalang yang bertugas dan mengawasi lingkungan sekitar tengah berjaga-jaga. Tim DetikBali juga berkesempatan memantau situasi di Banjar Tegal Kuwalon, Desa Sumerta Kaja, Denpasar Timur.

"Warga boleh keluar kalau ada keperluan mendesak. Itu pun harus izin pecalang, tetapi harus menggunakan pakaian adat ringan," ujar Pecalang Nyoman Ranayudha (53).

Sore menjelang malam, lingkungan setempat semakin sepi dan senyap. Warga pun kompak mematikan lampu. Namun, pecalang tetap berputar mengitari wilayah untuk patroli dan hasilnya lingkungan setempat cukup tertib melaksanakan Nyepi.




(BIR/gsp)

Hide Ads