Umat muslim Kampung Bugis, Desa Adat Tuban, Kuta, Badung salat Tarawih pertama di rumah. Mereka salat berjemaah di rumah salah satu tokoh masyarakat asal Bugis, Moch Johar.
Salat Tarawih itu diikuti oleh puluhan jemaah pria, perempuan, hingga anak-anak. Ustaz Muhammad Andre menjadi imam salat Tarawih yang bersamaan dengan peringatan Nyepi. Penerangan seadanya tak mengurangi khusyuknya jemaah.
Sebelum salat Tarawih, jemaah melaksanakan salat Isya. Para jemaah kemudian salat Tarawih delapan rakaat dan diakhiri salat Witir tiga rakaat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anak pertama Johar, Nurhaidah, menjelaskan warga Tuban memiliki toleransi tinggi. Apalagi, sebelumnya, sudah ada imbauan untuk salat Tarawih pertama di rumah karena berbarengan dengan Nyepi.
"Kalau di Tuban itu toleransi umat beragamanya tinggi, kalau disuruh salat di rumah, ya di rumah," kata Nurhaidah perempuan berusia 52 tahun itu kepada detikBali, Rabu malam (22/3/2023).
Nurhaidah menerangkan rumah ayahnya kerap dipakai untuk salat berjemaah. Apalagi, Johar merupakan tokoh yang dituakan di Kampung Bugis. Ada 100 keluarga muslim di kampung tersebut.
Baca juga: Sehari Niraktivitas Saat Nyepi di Bali |
Seorang pecalang muslim, Toyib, juga ikut salat Isya berjemaah. Warga Kedonganan itu ikut menjaga keamanan saat Nyepi tahun ini. "Karena kami saling menghargai dan menghormati, jadi kami melaksanakan (salat Tarawih) di rumah masing-masing," ungkapnya.
Hal serupa juga terjadi di Banjar Adat Celuk, Gianyar. Warga setempat tidak salat Tarawih pertama di masjid dan musala karena bersamaan dengan Nyepi.
Putu Gede Mahendra, salah satu pecalang yang berjaga saat Nyepi, mengatakan jarak masjid dan musala dengan Banjar Adat Celuk lebih dari 200 meter. Walhasil, penduduk setempat sepakat untuk salat Tarawih pertama di rumah masing-masing.
"Sudah ada kesepakatan untuk Tarawih di rumah," ungkapnya kepada detikBali, Rabu malam (22/3/2023).
Hari Raya Nyepi tahun ini berbarengan dengan malam pertama Ramadan. Umat muslim di Bali dipersilakan melaksanakan salat Tarawih saat Nyepi dengan berjalan kaki dan tidak bergerombol.
Seruan itu tertuang dalam hasil kesepakatan seruan bersama yang dicetuskan pada Senin (13/3/2023). Manggala Utama Pasikian Pecalang Majelis Desa Adat (MDA) Bali I Made Mudra menjelaskan dalam seruan bersama yang disetujui oleh MDA dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali itu dicantumkan beberapa kesepakatan, salah satunya mengenai salat Tarawih.
"Melaksanakan salat Tarawih di masjid atau musala terdekat dengan berjalan kaki, tidak bergerombol, tidak menggunakan sound system (pelantang suara) dan menggunakan lampu penerangan yang terbatas," ujar Mudra, Minggu (19/3/2023).
(gsp/irb)