Pelaku usaha rental mobil di Badung, Bali, tak sepakat terhadap aturan larangan bule sewa motor, meski mereka berpotensi kecipratan untung. Mereka ingin agar dua usaha ini bisa berjalan sama-sama.
Menurut salah satu pemilik usaha rental mobil di Badung, Komang Agustina (32), pemerintah mestinya mengawasi ketat izin bule mengendarai sepeda motor. Sepanjang turis asing punya izin mengemudi dan mahir dalam berkendara, itu tidak jadi masalah. Sebab, turis juga sangat butuh sepeda motor di waktu tertentu.
"Contoh mereka jadwal di Bali 10 hari, keliling wisata di Bali selama tujuh hari saja sudah habis, selesai. Sisanya tiga hari mereka perlu jalan-jalan di sekitar hotel, yang dekat, dan ini yang mereka perlu motor. Jadi jangan dihilangkan daya tarik kita," seru Komang, Selasa (14/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menilai aturan bagi penyewa motor lah yang harus diperketat. Ini tugas pengusaha rental motor untuk membatasi siapa saja yang berhak diberikan izin sewa. Jika bule itu tidak cukup syarat untuk sewa, ia bisa beralih menyewa mobil.
"Jadi sama-sama untung. Pendapat saya agar tidak satu (usaha) diuntungkan tapi satunya mati. Meski saya usaha sewa mobil, bukan berarti saya setuju turis dilarang rental motor. Yang perlu hanya sistem aturan yang ketat saja," kata Komang.
Senada dengan itu, Kadek Putra Yasa (35) yang berprofesi sebagai sopir freelance berharap pemerintah menimbang kembali rencana larangan bule sewa motor. Menurutnya, yang perlu dilakukan hanyalah membuat aturan ketat bagi calon penyewa sepeda motor.
"Sebab, ada bule yang misalnya sudah punya Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS), bagaimana caranya dia bepergian di Bali kan? Kalau bule yang baru belajar motor, itu yang dilarang," tegas Kadek Putra.
Meski begitu, ia menyambut baik arahan Wayan Koster agar bule menyewa kendaraan dari agen travel. Menurut dia, turis akan mendapatkan paket wisata yang lengkap, seperti informasi mendalam terkait kearifan lokal Bali. Selain itu, dari sisi pendapatan usaha rental mobil milik warga lokal juga berpotensi meningkat.
"Selama ini kan sudah tidak ada lagi yang peduli. Mereka cukup berkunjung, bayar tiket, lihat informasi di internet saja sudah cukup bagi mereka. Jadi beberapa bule sudah tidak mau tahu dan peduli lagi informasi Bali ini," katanya.
Ia membantah banyaknya turis menyewa mobil akan berdampak terhadap jalanan yang macet. Menurut Kadek, sudah ada jadwal khusus bagi turis berwisata dan pemandu sudah punya rute khusus.
"Jadi pasti diperhatikan mau ke mana wisatanya. Dampak macet tidak signifikan. Mobil besar itu, mereka sudah tahu jalurnya ke mana sehingga terhindar macet. Sebisa mungkin jalur yang dilalui tidak padat dan turis lebih aman," pungkas Kadek.
(irb/gsp)