Organisasi Pengusaha Rental Mobil Daerah (ASPERDA) Bali mendukung rencana Gubernur Bali Wayan Koster yang melarang turis asing sewa motor. Sebab, masih marak wisatawan asing yang melanggar lalu lintas saat mengendarai motor di Pulau Dewata.
Penasihat ASPERDA Bali Redi Iskandar mengatakan kebijakan yang akan diterapkan oleh Koster itu bisa membuat pariwisata Bali lebih tertata. Apalagi, masih banyak wisatawan asing yang mengendarai motor secara ugal-ugalan dan membahayakan orang lain.
"Kalau misalkan (turis) diarahkan ke mobil, itu jauh lebih aman," tutur Redi, Selasa (14/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Redi, keberadaan rental mobil dan motor tidak bisa dibandingkan karena punya segmentasi pasar yang berbeda. Dia juga menyanggah kebijakan pelarangan turis asing sewa motor akan menguntungkan pengusaha rental mobil.
"Jauh lebih aman (turis) menggunakan agen travel. Kami siap dengan aturan itu, baik armada dan pengemudi yang sudah punya lisensi," tegas Redi.
Apalagi, Redi melanjutkan, lebih dari 50 usaha rental mobil di Bali telah memiliki lisensi sebagai penyedia jasa perjalanan. Turis juga bisa mendapatkan paket kendaraan termasuk sopir selama bepergian di Pulau Dewata jika melalui agen travel.
"Demi kenyamanan, turis datang ke Bali bisa memakai armada kami dan driver kami yang lebih paham tentang kondisi Bali. Jadi jauh lebih aman kalau turis memakai paket mobil dan driver," ungkap Redi.
Sebelumnya, Gubernur Koster melarang wisatawan asing menyewa maupun mengendarai motor saat pelesiran di Bali. Kebijakan itu ditempuh lantaran banyaknya turis asing yang berulah di jalan seperti mengendarai motor tanpa helm, tidak memiliki surat izin mengemudi (SIM), hingga menggunakan pelat nomor palsu.
"Jadi, para wisatawan harus bepergian, jalan menggunakan mobil-mobil dari travel. Tidak dibolehkan lagi menggunakan sepeda motor yang bukan dari travel agent," kata Koster saat konferensi pers di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Bali, Minggu (12/3/2023).
(gsp/gsp)