Bali Terbuka bagi WNA, Tapi Jangan Merasa Bebas Lakukan Apa Saja

Bali Terbuka bagi WNA, Tapi Jangan Merasa Bebas Lakukan Apa Saja

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Rabu, 08 Mar 2023 21:28 WIB
Wisatawan menikmati pemandangan matahari terbenam dari dekat Patung Triratna Amreta Bhuwana di kawasan wisata Pantai Jerman, Kuta, Badung, Bali, Kamis (12/1/2023). Patung Triratna Amreta Bhuwana yang baru selesai pembangunannya sebagai bagian dari proyek penataan Pantai Seminyak, Legian, Kuta (Samigita) itu dibangun sebagai ikon pariwisata baru untuk menarik kunjungan wisatawan ke Pantai Jerman. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/aww.
Kadispar Bali Tjok Bagus Pemayun menyebut Pulau Dewata terbuka bagi turis, namun mereka yang datang harus mengikuti aturan di Bali. (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf).
Denpasar -

Kepala Dinas Pariwisata Bali Tjok Bagus Pemayun menyebut Pulau Dewata terbuka bagi turis, lokal maupun asing. Tetapi, ia mengingatkan wisatawan untuk mengikuti aturan main di Bali.

"Sekarang setelah pariwisata Bali dibuka, banyak wisatawan yang datang dan merasa dirinya bebas (melakukan berbagai hal di Bali). Kami welcome (menyambut), tidak memandang bulu. Tetapi, mereka juga harus ikut aturan," tutur Pemayun, Rabu (8/3/2023).

Terkait kasus petisi ayam berkokok, ia mengklaim masalah itu sudah diselesaikan lewat mediasi pada Sabtu (4/3/2023) lalu di Rumah Dinas Gubernur Bali Jaya Sabha Jalan Surapati Nomor 1, Denpasar, Bali.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan itu dihadiri oleh Gubernur Bali I Wayan Koster, pemilik ayam Wayan Agus Juli dan pemilik homestay Anumana By View Made Yadnya. Sementara, William, pembuat petisi berhalangan hadir karena berada di Ubud.

Pemilik homestay, kata Pemayun, telah menyampaikan kepada turis pembuat petisi terkait kondisi pemukiman di Bali yang rata-rata memelihara hewan, seperti ayam, anjing, dan lainnya.

ADVERTISEMENT

"Sudah disampaikan. Kalau kiranya wisatawan ini kurang berkenan dengan suara ayam berkokok, silakan tinggal di hotel berbintang. Tapi wisatawan tersebut tidak mau karena ia merasa mungkin uangnya kurang dan menginap di hotel mahal," terang Pemayun.

Hasilnya, turis tersebut memilih tetap tinggal dan menerima kondisi kokok ayam berbunyi di kawasan tersebut.

Sebelumnya diberitakan, 10 turis asing membuat petisi kokok ayam pada Kamis (2/3/2023) melalui Satuan Ketentraman dan Ketertiban (Trantib) Kuta Selatan.

Isi petisi tersebut terkait 10 orang turis yang merasa terganggu dan keberatan dengan suara kokok ayam saat subuh di lingkungan tempat mereka tinggal.




(BIR/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads