Melaspas atau pembersihan dan penyucian bangunan Pura Agung Besakih digelar bersamaan dengan perayaan bulan purnama alias Purnama Sasih Kesanga. Artinya, bangunan yang baru direvitalisasi tersebut sudah bisa dimanfaatkan oleh masyarakat umum mulai Senin (6/3/2023).
Ada sembilan fasilitas baru yang menghiasi wajah pura termegah di Bali tersebut. Di antaranya, kios-kios UMKM, fasilitas ganti pakaian, dining area, sekolah dasar, kantor desa, puskesmas, toilet, hingga parkiran pengunjung.
I Ketut Hendra, pengunjung sekaligus pemedek Pura Agung Besakih mengaku senang dengan penataan kawasan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Bali. "Bagus banget. Terlihat sangat indah. Beda sekali dengan dulu," tutur dia, ditemui detikBali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia berharap saat upacara piodalan atau perayaan hari jadi tempat suci, tidak ada lagi kemacetan seperti hari-hari sebelumnya yang mengakibatkan antrean panjang sampai beberapa kilometer.
"Kalau dilihat dari tempat parkirnya, sangat besar, sepertinya bisa menampung lebih banyak kendaraan," kata Hendra.
Apalagi, tempat parkir itu dibagi dua antara sepeda motor dan roda empat. Adapun, kapasitas parkir sepeda motor sebanyak 1.268 unit. Sedangkan, kapasitas parkir mobil mampu menampung hingga 1.541 unit.
Selain itu juga tersedia tempat parkir khusus bus untuk 250 unit. Tempat parkir ini juga difasilitasi pemantauan digital, sehingga pengunjung tahu kapasitasnya sudah penuh atau belum.
Baca juga: Pura Agung Besakih, Mother Temple of Bali |
Ada pula bangunan wantilan atau dining area untuk para pengunjung beristirahat dan makan-minum.
Ditambah lagi, tersedia ruangan laiknya bioskop dengan kapasitas 215 tempat duduk yang bisa dimanfaatkan oleh pengunjung untuk menyaksikan dokumenter sejarah Pura Agung Besakih.
Yang tak kalah menarik, ada 272 kios dan 198 los bagi para pedagang untuk menjajakan dagangannya. Sehingga, para pedagang tidak perlu lagi berjajar di sepanjang Pura Agung Besakih saat mengais rezeki dari para pengunjung.
Ni Wayan Agung, salah seorang pedagang, mengaku senang dengan wajah baru Pura Agung Besakih. "Terlihat lebih bagus dan bersih," katanya menilai hasil revitalisasi itu.
Makanya, ia sangat siap untuk diboyong dari lapak lamanya ke kios atau los yang disediakan. Sekalipun, secara posisi, ia menilai lapak barunya nanti itu kurang strategis.
Bukan tanpa sebab Agung menilai lapak baru itu kurang strategis. Menurut dia, saat berjualan di sepanjang jalan, pedagang bisa langsung bertemu pengunjung atau calon pembeli.
Lain ceritanya dengan lapak baru yang disebutnya agak menjorok ke dalam dan tidak langsung dilalui oleh para pengunjung atau pemedek yang ingin sembahyang.
"Tempatnya bagus. Tapi, saya takut saja jika kebagian tempat paling belakang, nggak dapat pembeli. Karena kan nggak mungkin mereka (pengunjung) pergi sampai ke belakang untuk berbelanja. Pasti beli di yang paling depan. Semoga saja ya nanti jualannya laris manis," tutur Agung.
Bakal Diresmikan Jokowi
Gubernur Bali Wayan Koster mengklaim Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meresmikan Pura Agung Besakih pada bulan ini. "Astungkara, 11 Maret akan diresmikan," imbuhnya, Selasa (21/2/2023) lalu.
Proyek revitalisasi Pura Agung Besakih menghabiskan anggaran Rp 911 miliar, yang bersumber dari APBN dan APBD Bali. Revitalisasi ini meliputi pengembangan tempat suci, penataan lahan parkir,wantilan, hingga pembangunan ruang audio visual.
"Sebagian dana digunakan untuk membebaskan lahan, termasuk kios dan los, lebih dari Rp 170 miliar," terang Koster.
Proyek revitalisasi ini pun sebetulnya belum benar-benar rampung saat dilaksanakan melaspas kemarin.
Salah satu yang belum diselesaikan adalah pembangunan jembatan penghubung dari puri ke Manik Mas yang diprediksi kelar pada Juli 2023 nanti.
"Kemudian, yang kedua (yang belum rampung) adalah ajung pandang (view point) juga akan dibangun tahun ini dan diperkirakan tahun baru bisa selesai," ungkap Koster saat berkunjung kemarin.
Wara-wiri Kendaraan Listrik
Fasilitas baru di Pura Agung Besakih yang dibangun dalam proyek revitalisasi. (I Wayan Selamat Juniasa/detikBali).
|
"Jadi, disiapkan kendaraan listrik untuk antar jemput dari parkir Kedundung dan parkir Manik Mas ke area Bencinang. Berhenti di situ, kemudian akan diantar kendaraan listrik," kata Koster.
Saat ini, sambung dia, baru ada dua kendaraan listrik yang siap beroperasi. Ia pun tak mau ketinggalan menjajal saat meninjau lokasi.
"Baru diusahakan 20 unit, tapi baru selesai akhir Maret. Jadi, pada saat puncak Pujawali sudah selesai di-branding secara khusus. Tadi ini selesai dua," jelasnya.
Adapun, untuk pengadaan kendaraan listrik, Koster bakal menggandeng kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk meminta tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). "Saya akan minta CSR Waskita Karya tambahan lima unit," ujar dia.
Tak cuma itu, Koster juga akan 'menagih' dari kantong CSR BUMN lainnya, seperti PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk alias PT PP. "Saya akan menodong PT PP lima unit lagi, supaya mendapatkan tambahan total 10 unit," pungkas Koster.