- Pengertian Stratifikasi Sosial
- Fungsi Stratifikasi Sosial
- Sifat-sifat Stratifikasi Sosial Stratifikasi Terbuka Stratifikasi Tertutup
- Ukuran Dasar Pembentukan Stratifikasi Sosial 1. Ilmu Pengetahuan (Science) 2. Kekuasaan (Power) 3. Kekayaan (Capital) 4. Kehormatan (Privilege)
- Bentuk Stratifikasi Sosial 1. Tidak Disengaja 2. Disengaja
- Dampak Stratifikasi Sosial Dampak Positif Dampak Negatif
- Contoh Stratifikasi Sosial 1. Gelar Bangsawan 2. Tradisi Adat 3. Kelas dalam Agama Hindu 4. Tingkat Pendidikan
Dalam kehidupan masyarakat, kita secara tidak langsung menjadi bagian dari stratifikasi sosial. Apa itu stratifikasi sosial?
Di sini akan kita ulas pengertiannya lengkap dengan fungsi, sifat, ukuran beserta contohnya.
Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah tingkatan atau kelas sosial. Dilansir dari bahan ajar di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), istilah stratifikasi sosial muncul dari social stratification yang artinya sistem berlapis dalam masyarakat. Stratifikasi sosial membedakan masyarakat kedalam kelas-kelas secara hierarkis.
Dalam Buku Kantong Sosiologi SMA IPS yang disusun Agung S. S. Raharjo, disebutkan ada beberapa pendapat ahli mengenai stratifikasi sosial. Pitirin A. Sorokin menyebut sistem stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. Tingkatnya dibagi menjadi kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakar lainnya, Robert M.Z. Lawang menyebut stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis, bisa berdasarkan dimensi kekuasaan, privilege dan prestise.
Fungsi Stratifikasi Sosial
Dilansir dari Diktat Ajar UIN Sumatera Utara Medan, berikut ini sejumlah fungsi stratifikasi sosial.
- Menjelaskan kedudukan individu dalam masyarakat.
- Membedakan orang untuk keperluan pekerjaan, berkaitan dengan keterampilan atau pengetahuan khusus.
- Untuk membedakan dalam pemberian penghargaan, seperti gaji, dan lain-lain.
- Untuk bahan pembagian kelompok dalam menjalankan tugas-tugas pokok.
- Mempersatukan dan mengkoordinasikan unit-unit yang ada dalam stratifikasi sosial.
- Bisa memudahkan manusia untuk saling berhubungan di antara mereka.
- Menjadi pembeda dengan lambang-lambang simbol status sosial atau kedudukan, seperti cara berpakaian, bertingkah laku, bentuk rumah.
- Sebagai kriteria sistem persaingan, baik itu berasal dari pribadi, keanggotaan kelompok, kerabat, atau kekuasaan.
- Penentu seseorang untuk bisa berganti kedudukan.
- Alat solidaritas di antara orang atau kelompok yang berada pada sistem sosial yang sama.
Sifat-sifat Stratifikasi Sosial
Berdasarkan buku Penghantar Ringkas Sosiologi yang disusun Elly M. Setiadi, sifat stratifikasi sosial dibagi menjadi dua, yaitu terbuka dan tertutup.
Stratifikasi Terbuka
Dalam stratifikasi sosial terbuka, seseorang bisa dengan lebih mudah untuk berpindah ke kelas yang ada di atas atau di bawahnya. Biasanya tingkatan ini berkaitan dengan kemampuan diri, misalnya kepemilikan modal dan keterampilan, serta karena faktor alam.
Stratifikasi Tertutup
Sementara dalam stratifikasi sosial tertutup, seseorang tidak dimungkinkan menempati status atau peranan dalam kelas-kelas tertentu. Misalnya pada kerajaan yang tidak memungkinkan rakyat menjadi raja.
Ukuran Dasar Pembentukan Stratifikasi Sosial
Ukuran dasar pembentukan stratifikasi sosial setidaknya didasarkan pada empat hal berikut ini.
1. Ilmu Pengetahuan (Science)
Orang dengan tingkat pengetahuan tinggi akan berkedudukan lebih tinggi dibandingkan orang dengan pengetahuan rendah.
2. Kekuasaan (Power)
Kekuasaan yang besar membawa seseorang berada pada level tinggi dibandingkan dengan orang tanpa kekuasaan. Biasanya berkaitan dengan jabatan.
3. Kekayaan (Capital)
Semakin kaya seseorang maka akan berada kelas yang tinggi. Hal ini biasanya berkaitan dengan harta benda.
4. Kehormatan (Privilege)
Kehormatan akan meningkatkan derajat seseorang. Kehormatan bisa diperoleh karena berbagai hal, misal karena hubungan kekerabatan.
Dari penjelasan di atas, bisa kita lihat bahwa dasar dalam menentukan stratifikasi ini terkadang tidak cukup karena satu dasar. Misalnya orang dengan pengetahuan tinggi, namun tidak mendapat dukungan kekuasaan, mungkin tidak akan dihargai.
Bentuk Stratifikasi Sosial
Dalam buku Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat yang disusun Janu Murdiyatmoko, dijelaskan bahwa bentuk stratifikasi sosial selain yang disebutkan di atas, masih ada bentuk berdasarkan prosesnya.
1. Tidak Disengaja
Stratifikasi sosial yang tidak disengaja ini berarti kelas-kelas terjadi dengan sendirinya. Bentuk ini mencakup kepandaian, tingkat umur, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala, dan harta.
2. Disengaja
Stratifikasi sosial yang disengaja berarti memang diciptakan untuk membagi kelas sesuai tingkatannya, bisa berdasarkan jabatan di pemerintahan, perusahaan, partai politik, angkatan bersenjata, atau perkumpulan.
Dampak Stratifikasi Sosial
Berikut ini beberapa dampak positif dan negatif dari strategi sosial yang dirangkum dalam buku Wangsit (Pawang Soal Sulit) HOTS UTBK SBMPTN Soshum 2021 oleh Tim Tentor Master dan buku Master Kisi-Kisi UN SMA/MA IPS 2019 oleh Tim Garuda Eduka.
Dampak Positif
- Adanya stratifikasi sosial terbuka membuat orang termotivasi untuk bisa meningkatkan kualitas diri agar bermobilitas sosial ke kelas yang lebih tinggi. Misalnya PNS dari jabatan rendah bisa terus meningkat menjadi ke tingkat tertinggi.
- Dalam hal pekerjaan, stratifikasi sosial bisa memberikan imbal balik yang sesuai dengan tingkatannya. Misal gaji manajer dengan pengalaman teruji mendapatkan hasil yang lebih besar daripada karyawan yang baru lulus kuliah.
Dampak Negatif
- Dampak negatif stratifikasi sosial adalah bisa menimbulkan kesenjangan sosial misalnya ada orang yang sangat kaya dan sangat miskin.
- Bisa terjadi konflik antarkelompok sosial, konflik antarkelas, dan konflik antargenerasi.
Contoh Stratifikasi Sosial
Contoh stratifikasi sosial telah kita sebutkan beberapa di atas. Berikut ini ada beberapa contoh lain yang dilansir dari laman Universitas Sampoerna.
1. Gelar Bangsawan
Gelar bangsawan seperti di keraton masih banyak dihormati di kalangan masyarakat sekitar, meskipun sudah tidak memiliki kekuasaan seperti dahulu kala.
2. Tradisi Adat
Di dalam masyarakat adat, biasanya ada tetua adat yang sangat dihormati tanpa memandang kekayaan maupun tingkat pendidikan.
3. Kelas dalam Agama Hindu
Dalam agama Hindu dikenal kasta-kasta, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra.
4. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan ini bisa meningkatkan kelas dirinya maupun orang terdekatnya. Misal seorang pekerja dengan gaji rendah namun bisa menyekolahkan anaknya sampai lulus sarjana. Hal ini bisa meningkatkan kelas keluarganya.
Nah, demikian tadi penjelasan mengenai stratifikasi sosial, mulai dari pengertian, fungsi, sifat, ukuran dan contohnya. Semoga bermanfaat.
(bai/khq)