Ni Wayan Supini sempat berkomunikasi dengan keluarganya melalui video call pada 5 Februari 2023. Komunikasi sehari sebelum gempa Turki itu menjadi percakapan terakhir Supini dengan suami dan anaknya. Supini merupakan salah satu dari korban tewas gempa Turki asal Bali.
Ditemui di kediamannya di Banjar Tegal Besar, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Minggu (19/2/2023), suami Supini, Nyoman Ranten berkaca-kaca menceritakan percakapan terakhir mereka. Ia tak menyangka Supini telah tiada.
Sehari sebelum gempa Turki, Ranten dan anak ketiganya yang masih TK sempat bercengkerama dengan Supini lewat WhatsApp. Mereka sama-sama melepas kerinduan setelah beberapa bulan tak berjumpa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dapat bicara sebentar karena HP sudah keburu direbut anak. Tapi ya sudah tidak apa, namanya anak sama ibu, kangen sudah lama tidak bertemu," tutur pria 50 tahun yang dulunya bekerja pariwisata di Kuta, Badung.
Siapa sangka, percakapan itu menjadi yang terakhir kalinya. Sehari kemudian ia mendapat informasi Turki diguncang gempa magnitudo 7,8. Ratusan kali Ranten menelepon Supini, berharap mendapat jawaban dan kabar baik. Namun, tak ada satupun jawaban dari Supini meski telepon tersambung.
"Saya dapat kabar dari temannya (Supini) di Turki. HP (handphone) aktif, ternyata memang istri saya tidak bawa HP waktu lari menyelamatkan diri. Niat menyelamatkan diri, situasinya kacau, semua panik kata temannya," tutur Ranten.
10 hari ia menunggu kabar Supini, berbagai cara dilakukan untuk menghubungi sang istri, namun hasilnya nihil. Ia dan keluarga juga sempat dibantu terhubung dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk memastikan kondisi Supini.
"Sudah saya hubungi di mana-mana. Melalui pesan FB sudah saya hubungi, Instagram, lewat temannya juga. Tidak ada kabar waktu itu. Chat sudah banyak. Ya saya berserah waktu itu," ungkap Ranten.
Hingga akhirnya, ia mendapat kabar salah satu warga negara Indonesia (WNI) yang terkonfirmasi meninggal adalah Supini. Beberapa hari lalu kepolisian Turki menghubungi kepolisian Indonesia untuk terhubung dengan keluarga Supini di Kuta.
"Kami diminta datang ke RS Trijata (RS Bhayangkara Denpasar) untuk cek DNA. Ada hasil 11-12 lah," ucapnya, memastikan sesuai ciri-ciri jenazah dan hasil pencocokan DNA itu memang benar istrinya.
Kepergian Supini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat. Jenazah Supini rencananya dipulangkan ke Klungkung pada Rabu (22/2/2023) mendatang.
Sementara keluarga masih menunggu hari baik untuk prosesi upacara ngaben hingga awal Maret 2023. Sebab, sesuai kepercayaan masyarakat setempat, upacara kematian mesti ditunda lantaran masih ada upacara agama di pura setempat.
"Jenazah kami titip di RSUD Klungkung saat tiba nanti. Karena ada upacara antara tanggal 5-6 Maret 2023. Setelah itu baru kami keluarga besar akan bicarakan prosesi upacara untuk mendiang sesuai kepercayaan," pungkasnya.
(irb/gsp)