Ni Wayan Supini menjadi salah satu warga negara Indonesia (WNI) asal Bali yang menjadi korban gempa Turki. Sang suami, I Nyoman Ranten mengaku sempat berkomunikasi melalui video call dengan Supini sehari sebelum gempa berkekuatan 7,8 magnitudo mengguncang. Gempa terjadi pada Senin (6/2/2023), sedangkan video call dilakukan pada Minggu (5/2/2023).
Sejak saat itu, Ranten dan ketiga anaknya tidak pernah lagi mendengar kabar Supini. Sekalipun, Ranten terus-menerus menghubungi Supini, baik melalui panggilan telepon atau pun pesan di media sosial.
Hal itu dilakukan Ranten setelah mengetahui kabar gempa di Turki. Apalagi, ia mendapat informasi di media massa bahwa korban gempa Turki mencapai puluhan ribu jiwa. Dari sana, ia sadar untuk mulai tabah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga mengajak keluarga dan anak-anak untuk tabah menghadapi kenyataan dan ikhlas. "Saya sampaikan ke keluarga, ke anak-anak, apapun hasilnya kabar tentang ibu, kita harus tabah. Harus ikhlas," ungkap Ranten mengenang ucapannya saat menanti kabar sang istri, kepada detikBali, Minggu (19/2/2023).
Seraya bercerita, mata Ranten berkaca-kaca. Ia ditemui di kediamannya di Dusun Tegal Besar, Desa Nagari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Bali.
Ditambah lagi beberapa kerabat menyampaikan firasat buruk. Ada dari kerabat yang mengaku bermimpi tidak seperti biasanya. "Saya berharap (saat itu) istri selamat. Walaupun tidak tahu apa yang terjadi," imbuh dia.
"Sudah lama tidak ada kabar (sejak 5 Februari hingga Supini ditemukan pada 18 Februari)," tambahnya lirih.
Tiba-tiba, Ranten mendapat kabar salah satu dari WNI yang meninggal dunia dalam gempa Turki adalah sang istri. Makin hancur, saat Ranten diminta datang ke rumah sakit untuk cek DNA.
"Kami diminta datang ke Rumah Sakit Trijata (RS Bhayangkara Denpasar) untuk cek DNA," katanya.
Sebelumnya, Kepala Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali Anak Agung Gde Indra Hardiawa menduga bahwa Supini menggunakan visa visit atau liburan saat masuk Turki pad Juli 2022 lalu. Sebab, namanya tak terdaftar di Siskop2mi, layanan perlindungan pekerja migran.
"Keterangan dari keluarga yang bersangkutan, almarhum menggunakan visa visit atau holiday (liburan) untuk masuk dan bekerja ke Turki," ungkap Agung.
Pun demikian, kepulangan jenazah Supini akan diurus pada 22 Februari 2023 dari Turki. "Rencananya, jenazah akan dititipkan di RSU Klungkung," tandasnya.
(BIR/iws)