Miom Adalah Tumor Jinak di Dinding Rahim, Kenali Penyebab dan Pengobatannya

Miom Adalah Tumor Jinak di Dinding Rahim, Kenali Penyebab dan Pengobatannya

Zulfa Ardhini - detikBali
Kamis, 16 Feb 2023 14:23 WIB
Miom dan Kista
Foto: iStockphoto
-

Miom adalah tumor jinak yang tumbuh di dalam rahim (uterus) seorang wanita. Tumor jinak ini biasanya dialami oleh wanita antara usia 30 hingga 50 tahun.

Meskipun terbilang sebagai tumor yang jinak, miom juga bisa tumbuh besar hingga menyebabkan nyeri dan pendarahan saat menstruasi. Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang tepat agar miom tidak bertumbuh besar dan mengganggu fungsi rahim dan organ tubuh lainnya.

Ingin tahu lebih banyak tentang pengertian miom adalah serta gejala dan cara mengobatinya? Simak selengkapnya berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Miom?

Dilansir Mayo Clinic, miom adalah benjolan kecil yang tumbuh di dalam rahim. Benjolan ini tergolong jinak sehingga jarang berubah menjadi kanker ganas. Miom dapat bervariasi dalam segi ukuran, bentuk, dan lokasinya.

Miom bisa muncul di dalam dinding rahim atau di permukaannya. Ukuran miom tergolong sangat kecil sehingga sulit untuk dideteksi, kecuali dengan pemeriksaan USG. Akan tetapi, meskipun ukuran miom tergolong kecil dan sulit dideteksi, miom bisa bertumbuh besar dan dapat menyebabkan pendarahan hebat saat menstruasi. Pendarahan ini biasanya bisa berlangsung lama sehingga akan berisiko membuat penderitanya mengalami anemia, bahkan sampai membutuhkan transfusi darah.

ADVERTISEMENT

Miom dapat berbahaya apabila tumbuh lebih dari satu lokasi di dalam rahim karena dapat menyebabkan gangguan pada rahim. Selain itu, umumnya miom tidak memiliki gejala, sehingga banyak wanita yang tidak sadar jika mereka memiliki miom.

Penyebab Miom

Hingga saat ini, belum diketahui secara persis penyebab dari miom yang dialami oleh wanita. Namun, dikutip dari situs Webmd, ada beberapa hal yang bisa menyebabkan miom, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Hormon

Salah satu penyebab munculnya miom pada dinding rahim wanita adalah karena hormon. Hormon estrogen dan progesteron adalah hormon yang membuat lapisan rahim menebal selama menstruasi.

Hormon inilah yang diduga bisa mempengaruhi pertumbuhan fibroid atau miom di dalam rahim. Ketika produksi hormon ini melambat selama menopause, miom biasanya juga akan ikut menyusut.

2. Genetik

Faktor lain yang bisa menyebabkan miom adalah faktor genetik. Jika seorang wanita memiliki ibu, nenek, atau saudara kandung dengan riwayat penyakit miom, maka wanita tersebut berisiko tinggi untuk terkena penyakit yang sama di kemudian hari.

3. Hormon Pertumbuhan

Miom di dalam rahim juga bisa muncul karena faktor hormon pertumbuhan seperti insulin. Seseorang yang memiliki jumlah hormon insulin yang tinggi dapat berisiko mengalami miom. Hormon ini juga bisa memicu bertambahnya berat badan atau obesitas.

4. Extracellular Matrix

Extracellular Matrix (ECM) adalah senyawa atau zat yang membantu tubuh mempertahankan jaringan serta membuat sel-sel di rahim saling menempel. Senyawa inilah yang dinilai bisa menjadi salah satu penyebab munculnya miom di dalam rahim

Gejala Miom

Miom umumnya tidak memiliki gejala sehingga banyak wanita yang tidak sadar memiliki miom. Namun, ada beberapa gejala yang umum dirasakan oleh penderita miom, yaitu sebagai berikut.

1. Pendarahan Berat Saat Menstruasi

Salah satu gejala umum yang menandakan seseorang memiliki miom adalah pendarahan hebat saat menstruasi. Perdarahan ini dapat terjadi karena miom atau fibroid membesar dan menekan lapisan rahim sehingga membuat penderitanya mengalami pendarahan hebat saat menstruasi.

2. Periode Menstruasi Berlangsung Lama

Pada umumnya, periode menstruasi berlangsung selama 3-7 hari setiap bulan. Namun, pada kasus seseorang yang memiliki miom, menstruasi bisa berlangsung selama 10 hari atau bahkan lebih. Pertumbuhan miom di dalam rahim dapat mengganggu fungsi rahim, sehingga menyebabkan perdarahan sulit berhenti dan berlangsung lama.

3. Timbulnya Rasa Nyeri pada Panggul

Salah satu gejala yang kerap dirasakan oleh penderita miom adalah timbulnya rasa nyeri pada bagian punggung bagian bawah dan panggul. Hal ini terjadi karena fibroid atau miom yang membesar menekan saraf dan organ-organ di sekitarnya sehingga menimbulkan rasa nyeri bagi penderitanya.

4. Sering Buang Air Kecil

Miom yang berukuran besar akan menekan beberapa organ di sekitarnya termasuk kandung kemih. Kandung kemih terletak tepat di depan rahim sehingga pertumbuhan miom akan mengganggu fungsi kandung kemih. Hal ini menyebabkan seseorang menjadi lebih sering buang air kecil.

Cara Mengobati Miom

Rasa nyeri akibat pertumbuhan miom di dalam rahim yang kian membesar harus segera ditangani agar tidak mengganggu organ di sekitarnya. Dilansir Mayo Clinic, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengobati miom, yaitu sebagai berikut.

1. Obat-Obatan

Untuk meringankan gejala nyeri yang dialami, biasanya dokter akan memberikan obat-obatan pereda nyeri seperti ibuprofen. Namun, sebelum mengkonsumsinya, pastikan untuk mengikuti petunjuk yang terdapat di dalam kemasan obat karena obat ini tidak boleh digunakan dalam jangka panjang.

2. Terapi Hormon

Terapi hormon bisa menjadi pilihan untuk mengobati miom. Dokter biasanya akan meresepkan pil KB untuk mengontrol perdarahan hebat dan mencegah anemia. Selain pil KB, GNRH (Gonadotropin Releasing Hormone) juga bisa diberikan pada penderita miom untuk membantu mengecilkan ukuran miom. Namun, terapi obat hormon ini tidak bisa digunakan lebih dari 6 bulan karena dapat meningkatkan risiko osteoporosis.

3. Embolisasi Fibroid

Metode embolisasi fibroid adalah metode yang digunakan untuk mengecilkan ukuran miom dengan cara menyuntikkan polivinil alkohol (PVA) melalui arteri. Nantinya, obat ini akan memblokir suplai darah ke miom sehingga ukuran miom akan perlahan menyusut dan tidak bertambah besar.

Metode ini bukanlah tergolong operasi, namun pasien biasanya akan diminta untuk melakukan rawat inap karena penyuntikan memungkinkan seseorang dapat mengalami gejala seperti mual, muntah, dan lemas selama beberapa hari pertama.

4. Endometrial Ablation

Endometrial ablation adalah prosedur yang dilakukan dengan menggunakan alat khusus untuk menghentikan pendarahan abnormal di dalam rahim. Caranya, alat khusus yang memiliki arus energi gelombang mikro akan dimasukkan ke dalam rahim dan nantinya alat ini akan menghancurkan lapisan rahim dan menghentikan pendarahan.

5. Operasi Miomektomi

Salah satu cara untuk mengobati miom adalah dengan melakukan operasi miomektomi. Operasi ini biasanya dilakukan ketika seseorang memiliki fibroid dalam jumlah banyak dan ukuran yang besar. Proses operasi ini dilakukan dengan membedah area perut untuk mengangkat fibroid atau miom di dalam rahim.

6. Operasi Histerektomi

Histerektomi adalah prosedur bedah yang dilakukan dengan mengangkat rahim sehingga miom tidak bisa tumbuh kembali. Metode ini biasanya direkomendasikan bagi wanita yang sudah tidak ingin lagi memiliki anak.

Cara Mencegah Miom

Dilansir situs Webmd, saat ini belum diketahui cara yang tepat untuk mencegah miom. Namun, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk meminimalisir risiko terkena miom adalah dengan menjalani pola hidup yang sehat.

Rutin mengonsumsi buah-buahan dan sayuran hijau yang kaya akan serat, seperti brokoli, lobak, bayam dan sayuran lainnya juga dinilai mampu untuk meminimalisir tumbuhnya miom pada wanita. Selain itu, berolahraga secara teratur juga bisa mengurangi kemungkinan tumbuhnya miom.

Nah, itulah penjelasan mengenai pengertian miom, penyebabnya, dan cara mengobatinya. Meskipun hanya sedikit kasus miom yang bisa berkembang menjadi kanker ganas, namun, pencegahan sedini mungkin harus tetap dilakukan agar miom tidak bertambah besar dan mengganggu organ di sekitarnya. Semoga informasi ini bermanfaat dan tetap jaga kesehatan ya, detikers!




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads