Menurut Baron, anak lumba-lumba itu memiliki panjang kurang lebih satu meter dan berat dua kilogram.
"Panjangnya kurang lebih 1 meter dan saya sempat angkat kira-kira beratnya 2 kilogram," katanya ditemui detikBali di Pantai Legian, Rabu (15/2/2023).
Baron menerangkan penemuan anak lumba-lumba itu baru pertama kali terjadi di Legian. Anak lumba-lumba tersebut terombang-ambing sebelum terdampar di Pos Balawista 7 Pantai Legian.
"Saya lihat ada luka di perutnya," ungkapnya.
Baron lalu berkoordinasi dengan pecalang dan lifeguard karena khawatir bangkai anak lumba-lumba itu menimbulkan aroma busuk dan menarik perhatian wisatawan. Anak lumba-lumba itu dikubur sekitar pukul 10.00 Wita di tepi pantai dengan kedalaman kurang lebih satu meter.
"Yang nyuruh kubur tadi pecalang, takut busuk dan takut nanti tamu terganggu," tukasnya.
Sementara itu, Wayan Melan, petugas Balawista Legian yang berada di lokasi, mengaku temuan anak lumba-lumba itu langsung dikoordinasikan dengan Bantuan Keamanan Adat (Bakamda) Legian.
"Saya sudah koordinasikan karena ini lumba-lumba beda dengan yang lain. Saya tanya ke Bakamda "punapi niki (bagaimana ini) cari alurnya, biar nggak kejadian kayak di Singaraja dipotong jadi kasus. Setahu saya lumba-lumba ini dilindungi," bebernya.
Melan mengaku baru pertama kali ini ditemukan anak lumba-lumba di Pantai Legian. Ia menduga lumba-lumba itu mati lantaran dihantam sampah kayu.
"Karena ini kan pantainya teluk, kalau sudah ikan masuk nggak bisa keluar lagi. Pasti tergores kayu sampah itu jadi luka dia," jelasnya.
Sementara itu, dua petugas BKSDA yang dikomandoi Sang Ketut Lasia nampak melakukan pengecekan pada anak lumba-lumba yang sudah mati terkubur itu. "Kami juga terlambat datang tapi penemuan ini sudah biasa dan karena sudah dikubur jadi kami biarkan saja," katanya.
Pantauan detikBali di lokasi, kini tempat anak lumba-lumba itu dikubur telah diberi sesaji oleh warga di area pantai.
(nor/gsp)