Nia Marlinda, warga negara Indonesia (WNI) asal Bali yang menikah dengan seorang pria Turki, ternyata sempat mengutarakan keinginannya untuk pulang ke Tanah Air. Namun, keinginan Nia pupus setelah ia menjadi salah satu korban tewas akibat gempa magnitudo (M) 7,8 yang mengguncang Turki pada Senin (6/2/2023).
Ayah Nia, Muhammad Sukarmin menuturkan Nia berencana pulang ke Indonesia bersama anaknya yang baru berusia satu tahun. Sukarmin pun tak sabar berjumpa anak dan cucunya dari negeri nun jauh untuk pertama kali.
Nia berpesan agar Sukarmin merenovasi kamar untuk sang cucu, Barkay Azka. "Kamar sudah saya gambarkan lautan, matahari, gunung, dan burung-burung. Sudah jadi, biar senang. Saya foto dan kirim. Senang dia," tutur Sukarmin saat ditemui detikBali di kediamannya di Denpasar, Kamis (9/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sukarmin belum pernah bertemu dengan cucunya yang juga turut menjadi korban tewas dalam gempa Turki. Meski begitu, ia kerap menyapa sang cucu melalui video call. "Terakhir (video call) baru-baru ini, seminggu sebelum akan terjadi (gempa)," imbuh Sukarmin.
Sementara itu, Sukarmin juga sudah lama tidak bertemu anaknya, Nia. Ia terakhir bertemu sesaat sebelum putrinya itu menikah pada 2021.
"Terakhir dia bikin surat (untuk nikah). Ya selama nikah itu (tidak bertemu)," terang Sukarmin.
Sempat Bekerja di Siprus
Nia Marlinda yang meninggal dunia akibat gempa Turki ternyata sempat menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Siprus. Rekan Nia, Yanti Anisa mengungkapkan Nia tidak lagi berstatus sebagai PMI setelah menikah dengan pria asal Turki bernama Yasin Calisir.
"Kebetulan Nia kan memang nikah ke sana langsung. Sebelumnya kerja di Siprus. Ketemu sama suaminya baru nikah di sana," tutur Yanti saat ditemui di kediaman orang tua Nia Marlinda di Jalan Nangka Permain II Gang Drupadi nomor 4, Denpasar, Kamis (9/2/2023).
Menurut Yanti, Nia berkenalan dengan pria Turki yang menjadi suaminya itu lewat Facebook. Keduanya pun bertemu, terlebih jarak antara Siprus dan Turki cukup berdekatan.
Yanti yang juga seorang PMI mengaku terakhir kali bertemu Nia dua tahun lalu. Ketika itu, Nia masih hamil. "Belum sempat ketemu anaknya, cuma sempat video call tahun kemarin sebelum pulang," ujar Yanti.
Yanti membenarkan Nia belum pernah pulang ke Tanah Air sejak pertama kali merantau ke luar negeri pada 2020. "Pernah dia ngomong mau pulang. Waktu itu dia cuma rencana, aduh mau pulang kak bilang gitu," kenang Yanti.
Nia Marlinda menjadi salah satu korban gempa dahsyat Turki yang terjadi pada Senin (6/2/2023) lalu. Perempuan 30 tahun tersebut meninggal dunia bersama dengan anaknya yang baru berusia satu tahun, Barkay Azka, dan sang suami yang merupakan warga asli Turki Yasin Calisir.
Nia ditemukan tewas di dalam reruntuhan. Jenazahnya tidak dipulangkan ke Indonesia dan dimakamkan di Turki selepas salat ashar waktu setempat, Kamis (9/2/2023).
Sukarmin ikhlas menerima musibah meninggalnya Nia dan keluarga kecilnya. "Saya ikhlas menerima cobaan ini karena kita semua akan mati," pungkasnya.
Dilansir dari detikNews pada Jumat (10/2/2023), korban tewas gempa dahsyat di Turki dan Suriah terus bertambah. Disebutkan, korban meninggal mendekati angka 20.000. Kondisi dingin telah menghambat pencarian selama empat hari di bangunan yang rata dengan tanah. Kondisi ini pun mengancam nyawa banyak korban gempa yang tidak memiliki tempat berlindung dan air minum.
Lihat Video 'Bayi Umur 20 Hari Selamat Usai Tertimbun 60 Jam Akibat Gempa Turki':