Jalan tersebut telah rusak sejak tahun 2015 silam, namun hingga saat ini belum ada penanganan dari dinas terkait.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Buleleng I Putu Adiptha Ekaputra membenarkan adanya kerusakan di jalan tersebut. Ruas jalan tersebut sebenarnya sempat akan diperbaiki melalui dana program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Namun karena dana tersebut tidak jadi keluar, maka perbaikan jalan urung dilakukan. Sampai saat ini ia belum bisa memastikan kapan jalan tersebut akan diperbaiki, sebab tahun ini anggaran yang dimiliki terbatas.
"Anggaran perbaikan jalan tahun ini Rp 19 miliar. Tapi tahun ini untuk jalan yang di Desa Cempaga belum bisa diperbaiki. Kami akan mohonkan anggaran dulu, tahun ini hanya 2 jalan yang diperbaiki, ruas jalan di TPA Bengkala sama ruas jalan menuju Pura Segara Rupek," kata Kepala Dinas PUTR Kabupaten Buleleng I Putu Adiptha Ekaputra saat dikonfirmasi detikBali, Selasa (7/2/2023).
Menurut Adiptha, jika ditotal ruas jalan rusak di Kabupaten Buleleng, hampir mencapai 300 kilometer. Dinas PUTR akan memperbaiki beberapa jalan yang rusak secara bertahap mengingat anggaran yang disediakan sangatlah terbatas karena pemerintah baru saja pulih dari COVID-19.
"Kami bersama pimpinan secara bertahap akan melakukan perbaikan terhadap jalan yang super prioritas, karena anggaran terbatas. Pasca pandemi masih berat anggarannya," jelas Adiptha.
Sementara itu, Perbekel Desa Cempaga Putu Suarjaya mengatakan jalan itu statusnya jalan kabupaten. Ia pun sudah mengusulkan perbaikan jalan sejak tahun 2016 namun hingga saat ini belum ada tanggapan dari Bupati maupun dinas Terkait.
Bahkan, Suarjaya mengaku saat mendatangi Dinas PUTR tanggapan yang diberikan selalu sama, alasannya selalu masalah anggaran. Tak pernah ada solusi yang diberikan oleh dinas terkait.
"Solusinya seperti apa, kalau memang kabupaten tidak bisa menggarap seharusnya jalan desa itu diubah aja statusnya menjadi jalan desa. Sehingga desa bisa memiliki kewenangan untuk menggarap jalannya sendiri. Jadi ini kan gantung jadinya. Jalannya status kabupaten, terus kondisinya rusak parah tetapi kabupaten tidak punya dana untuk memperbaiki jalan," keluhnya.
Menurut Suarjaya, masyarakat pun sudah beberapa protes dengan kondisi jalan yang rusak tersebut. Bahkan saking geramnya, masyarakat beberapa kali sempat ingin menanami jalan tersebut dengan pohon pisang. Namun ia meminta dan memberi penjelasan ke masyarakat agar bersabar.
"Sempat diukur oleh PU panjangnya 4,5 kilometer, dapat diukur saja tapi nggak ada tanggapan lain. Liu nak labuh Pak (banyak yang jatuh kecelakaan), ribuan jiwa yang makai (jalan) itu," pungkasnya.
(nor/hsa)