Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai kehadiran Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur akan mengubah peta industri kesehatan di Indonesia. Diharapkan, model KEK kesehatan tersebut direplikasi di daerah lain.
"Kita tahu jumlah hospital (rumah sakit) dan center of excellence kesehatan kita relatif terbatas dibanding dengan jumlah penduduk," ungkap Airlangga ketika berkunjung ke KEK Sanur, Sabtu (4/2/2023).
"Sekarang ini, industri kesehatan yang super spesialis belum banyak tersedia. Khusus seperti di sini (KEK Sanur) kan clinical yang super spesialis, apalagi dengan konsultan Mayo Clinic," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Airlangga, KEK Sanur akan menambah kelengkapan industri pariwisata Bali. Kepercayaan turis untuk datang juga bertambah jika KEK Sanur mampu menghadirkan pelayanan dan fasilitas bintang satu.
Apalagi, pemerintah, sambung dia, telah memberi beragam kemudahan dalam proses pembangunan KEK Sanur. Antara lain, perpajakan, kemudahan perizinan, hingga percepatan proyek.
"Untuk investasi, (KEK Sanur) ini campur dengan asing karena pengembangan kawasan kan infrastruktur harus dibangun. Harus ada investasi awal yang dibangun dan dilakukan BUMN. Sementara lainnya tentu mitra dari luar negeri," terang dia.
Ia meyakini nantinya wilayah Sanur akan dikenal sebagai kawasan yang mampu menawarkan medical healing bagi masyarakat dan wisatawan yang berkunjung.
Direktur Pengembangan Bisnis PT Hotel Indonesia Natour (Persero) Christine Hutabarat menjelaskan KEK Sanur ditargetkan selesai pada akhir 2023. Lalu, beroperasi pada Januari 2024.
"Untuk pembangunan hotel dan convention center akan selesai pada Agustus 2023. Nantinya nama hotel (Grand Inna Bali Beach) juga berubah menjadi Meru karena hotel bintang lima BUMN namanya Meru," sebutnya.
(BIR/iws)