Kisah Polisi Bekuk Bule Rusia Komplotan Perampok di Bali Dijadikan Film

Kisah Polisi Bekuk Bule Rusia Komplotan Perampok di Bali Dijadikan Film

I Wayan Sui Suadnyana - detikBali
Sabtu, 04 Feb 2023 15:51 WIB
Kisah polisi di Bali yang membekuk bule Rusia komplotan perampok bank dan money changer pada 2017 lalu diangkat ke layar lebar berjudul Tanpa Ampun.
Kisah polisi di Bali yang membekuk bule Rusia komplotan perampok bank dan money changer pada 2017 lalu diangkat ke layar lebar berjudul Tanpa Ampun. (Dok. Istimewa).
Denpasar -

Kisah polisi di Bali yang berjibaku menangkap komplotan warga negara asing (WNA) asal Rusia spesialis rampok bank dan tempat penukaran uang (money changer) pada 2017 lalu difilmkan. Perampokan terbesar di Bali tersebut diangkat ke layar lebar lewat film berjudul Tanpa Ampun.

Film Tanpa Ampun disutradarai M Yusuf dengan durasi 90 menit. Film ini mulai ditayangkan di bioskop sejak 2 Februari 2023. Beberapa pemain yang berlaga, yakni Verdy Bhawanta, Franki Darmawan, Daniel Immanuel, Stevie Domminique, Brigjen Ruddi Setiawan, AKBP Endang Tri Purwanto, dan Kompol Reza Hafidz Dwi Saputro.

"Film ini memang diangkat dari kisah nyata, perampokan terbesar di Bali," ujar Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Bali AKBP Endang Tri Purwanto kepada detikBali, Jumat (3/2/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Empat WNA Rusia yang melakukan perampokan tersebut adalah Maxim Bredikhin (45), George Zukhov (47), Robert Houp (44), dan Aleksei Korotkikh (44). Mereka mendarat di Bali pada 2017 dan dikenal sebagai perampok bank profesional dan pembobol mesin anjungan tunai mandiri (ATM).

Aksi mereka dimulai dengan merampok senjata laras panjang milik anggota polisi yang berjaga di Hotel Ayana Jimbaran. Senjata itu yang digunakan oleh komplotan bule Rusia untuk merampok. Saat beraksi mereka menggunakan topeng.

ADVERTISEMENT

Dua mesin ATM di daerah Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, berhasil dijebol. Mereka juga merampok mobil armored pengisi uang ATM di daerah Nusa Dua dan money changer di Nakula. Terakhir, mereka merampok money changer di Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.

Tindak pidana kejahatan yang dilakukan komplotan bule Rusia itu berjalan dengan mulus. Tapi, berkat olah tempat kejadian perkara (TKP) secara detail, keberadaan perampok mulai terlihat.

Polisi pun melakukan proses penyelidikan yang memakan waktu cukup panjang guna membongkar kasus tersebut.

Kapolda Bali saat itu Petrus Reinhard Golose yang masih berpangkat inspektur jenderal polisi memerintahkan lima anggota pilihannya menelusuri tuntas dan menangkap para perampok itu hidup atau mati. Lima polisi itu adalah Wayan (30), Eko (27), Kusuma (35), Putra (30), dan Maya (28).

Menurut Endang, tindak pidana perampokan yang dilakukan komplotan bule itu menghebohkan saat kepemimpinan Petrus Reinhard Golose yang kini sudah menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).

Keberhasilan anggota di lapangan dalam menangkap penjahat Rusia itu diputuskan untuk diangkat ke layar lebar. Golose saat itu mempunyai Satuan Tugas Countering Transnational Organized Crime atau lebih dikenal Satgas CTOC.

"Nah di situ ada kebanggaan tersendiri buat beliau dan ini harus ditunjukkan kepada masyarakat bahwa polisi atau negara hadir untuk memberikan rasa aman kepada masyarakatnya," ungkap Endang.

"Lewat film ini kami memberi pesan kepada dunia bahwa apapun kejahatannya, apalagi menyangkut kejahatan-kejahatan internasional, Kepolisian Polda Bali siap melakukan pengamanan. Bahkan, tidak segan-segan memberikan tindakan tegas dan terukur dengan kata lain tanpa ampun," tambahnya.

Sementara itu, mantan Kapolda Bali Komjen Petrus Heinhard Golose mengatakan, bahwa film itu diinisiasi pada waktu ia menjabat sebagai orang tertinggi lembaga kepolisian di Pulau Dewata. Saat itu, ia mempunyai tagline 'narkoba premanisme, no way!' dan membentuk Satgas CTOC.

"Kemudian ada kejadian yang betul-betul terjadi di Bali, yaitu perampokan dengan diawali pengambilan senjata, senjatanya adalah senjata polisi," jelas jenderal bintang tiga itu kepada wartawan usai menonton film Tanpa Ampun, Kamis (2/2/2023).

Karena insiden perampokan itu, Golose memerintahkan Brigen Ruddi Setiawan yang saat itu menjabat sebagai kapolresta Denpasar masih dengan pangkat Kombes Pol untuk menangkap para pelaku.

Sedangkan, Ruddi Setiawan ketika itu juga sebagai wakil komandan Satgas CTOC.

"Kemudian dengan ketelitian CTOC, maka terungkap kasus tersebut pada waktu Pak Ruddi sudah menjadi kapolresta. Jadi kisah film tanpa ampun ini berawal dari based on true story," jelas Golose.




(BIR/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads