Warga Desa Seraya, Karangasem, meminta pemerintah daerah setempat membuat jembatan untuk menyeberangi jalan yang terendam luapan Sungai Yeh Banges. Pasalnya, acap kali hujan deras, jalan itu selalu diterjang banjir.
Tak tanggung-tanggung, ketinggian air luapan sungai bisa mencapai 90 sentimeter. Walhasil, ketika hujan deras, akses jalan raya di Desa Seraya kerap diterjang banjir dan tidak bisa dilewati. Warga dan siswa yang pulang sekolah harus menggotong sepeda motor untuk menyeberang.
Ketika ketinggian air meningkat, tak jarang pejalan terpaksa menunggu hingga berjam-jam. Sebab, arus air sangat deras.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebetulnya, informasi ini sudah beberapa kali viral di media sosial. Namun, sampai saat ini tidak ada respons dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karangasem.
Perbekel Desa Seraya I Wayan Dandri mengatakan bahwa sudah hampir selama 15 tahun lebih jalan tersebut selalu dilanda banjir setiap terjadi hujan deras. Sehingga, warga setempat selalu bergotong royong untuk bahu-membahu membantu masyarakat yang akan menyeberang.
"Tapi kalau airnya tinggi, terpaksa harus nunggu airnya sedikit surut baru berani lewat. Bahkan, sempat warga harus menunggu kurang lebih 3 jam-4 jam baru bisa lewat, karena itu merupakan akses jalan satu-satunya bagi masyarakat," kata Dandri, Jumat (3/2/2023).
Dandri mengatakan di Desa Seraya ada sebanyak tiga titik jalan yang selalu dilanda banjir setiap terjadi hujan deras. Semua jalan itu dilalui oleh Sungai Yeh Banges.
Namun, yang paling parah dan paling banyak dilewati oleh masyarakat ialah yang ada di Banjar Gambang. Sedangkan, dua jalan lainnya merupakan jalan alternatif.
Akibat selalu dilanda banjir saat terjadi hujan deras, Dandri mengaku aktivitas masyarakat menjadi sangat terganggu. Karena itu, ia berharap pemda setempat segera mencari solusi.
Supaya masyarakat yang ada di wilayah Desa Seraya tidak bertaruh nyawa hanya sekadar ingin lewat di jalan tersebut. "Saya berharap segera dicarikan solusi. Minimal dibuatkan jembatan, sehingga air sungai tak lagi melewati jalan ketika terjadi hujan deras," kata Dandri.
Salah seorang warga yang sering lewat di jalan tersebut I Kadek Pika Astawa Sudiantara membenarkan hal tersebut. Ia mengaku ketika sungai naik, selalu kesulitan dan takut untuk pulang ke rumah seusai pulang bekerja.
Sehingga masyarakat menggunakan segala cara agar bisa lewat. "Kami selalu gotong royong satu sama lain agar bisa lewat ketika aliran sungai deras," kata Pika.
Sebagai masyarakat yang terdampak, ia berharap perhatian pemda setempat. "Supaya kami tidak was-was saat lewat, terutama anak-anak sekolah. Kami takut ketika aliran air sungai deras bisa menimbulkan korban jiwa. Jadi, kami mohon segera dicarikan solusi," tutur Pika.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Karangasem Wedasmara mengatakan akses jalan yang selama ini selalu dilanda banjir ketika hujan deras tersebut merupakan jalan milik provinsi.
Karenanya, ia mengaku hanya bisa meneruskan keluhan dari masyarakat. "Kami sudah sampaikan kepada provinsi terkait akses jalan tersebut. Katanya sampai saat ini Pemerintah Provinsi Bali masih mengkaji terkait solusi yang tepat untuk menangani permasalahan tersebut," tutur Wedasmara.
"Seperti apa nanti solusinya, kami hanya memfasilitasi semoga secepatnya bisa diperbaiki," ucap Wedasmara.
(BIR/nor)