3 Bulan Krisis Air, Warga Penyaringan Buat Bak Darurat Tampung Air Hujan

Jembrana

3 Bulan Krisis Air, Warga Penyaringan Buat Bak Darurat Tampung Air Hujan

I Putu Adi Budiastrawan - detikBali
Selasa, 31 Jan 2023 06:15 WIB
Bak penampungan air yang dibuat warga Banjar Pangkung Kwa, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali,Β Senin (30/1/2023). (Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Bak penampungan air yang dibuat warga Banjar Pangkung Kwa, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali,Β Senin (30/1/2023). (Foto: I Putu Adi Budiastrawan/detikBali)
Jembrana -

Sudah tiga bulan lamanya warga Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali kesulitan air bersih. Krisis air bersih di Desa Penyaringan terjadi sejak terputusnya saluran pipa akibat banjir bandang pada Oktober 2022.

Warga pun membuat bak darurat untuk menampung air. Mereka terpaksa mencari air dari sungai maupun menadah air hujan untuk kebutuhan memasak dan mandi.

"Awal terjadi bencana ada distribusi air, namun setelah sebulan pendistribusian tidak ada lagi," kata Wayan Suta, salah satu warga setempat saat ditemui detikBali, Senin (30/1/2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah berbulan-bulan warga kesulitan air bersih, jadi kami harapkan ada perbaikan segera," imbuhnya.

Warga lainnya yakni Gede Ngurah Agus mengatakan hal serupa. Ia bersama warga lainnya membuat bak penampungan air menggunakan terpal.

ADVERTISEMENT

"Kami beli pipa dan terpal dengan dana swadaya dan mengalirkan air sungai ke bak penampungan ini," tutur Agus.

Ia berharap pemerintah segera memperbaiki jalur pendistribusian air agar warga Desa Penyaringan tidak kesulitan lagi. "Kalau belum diperbaiki, setidaknya ada mobil pengangkut air yang setiap hari mendistribusikan air. Tapi katanya karena jalur curam tidak bisa di akses mobil tangki," sambungnya.

Terpisah, Direktur Perumda Air Minum Tirta Amerta Jati Jembrana I Gede Puriawan mengatakan belum bisa memperbaiki pipa distribusi dan reservoir yang rusak akibat bencana banjir bandang pada Oktober lalu. Menurutnya biaya perbaikan membutuhkan anggaran yang besar.

"Kami sudah rancang dan usulkan perbaikan jaringan dan reservoir," kata Puriawan yang menjabat belum genap sebulan ini.

Ia menjelaskan ada sebanyak 1.600 pelanggan di Banjar Pangkung Kwa, Desa Penyaringan dan sekitar 300 pelanggan di Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo. Menurutnya putusnya saluran air tersebut tidak hanya merugikan pelanggan. Potensi pendapatan sebulan dari putusnya jaringan distribusi air tersebut sekitar Rp 130 juta.

Berdasarkan kajian sementara, total anggaran yang dibutuhkan untuk memperbaiki jaringan pipa tersebut mencapai Rp 12 miliar. Sebab, selain harus memperbaiki pipa distribusi di Desa Penyaringan dan Desa Yehembang, reservoir yang ada di kawasan hutan juga harus diganti.

"Kalau reservoir yang lama kondisinya sudah rusak dan berada di tengah hutan," imbuh Puriawan.

"Kami sudah meminta bantuan dari pemerintah pusat melalui kementerian terkait agar perbaikan segara dilakukan," tandasnya.




(iws/BIR)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads