Ortu Bule ABG Vandalisme Menelepon, Niluh Djelantik: Maaf Saja Tak Cukup

Badung

Ortu Bule ABG Vandalisme Menelepon, Niluh Djelantik: Maaf Saja Tak Cukup

Agus Eka Purna Negara - detikBali
Minggu, 29 Jan 2023 18:49 WIB
Tangkapan layar video momen saat Ni Luh Djelantik cekcok dengan turis bule di kejadian bule coret tembok SD di Kerobokan, Badung.
Foto: Tangkapan layar video momen saat Ni Luh Djelantik cekcok dengan turis bule di kejadian bule coret tembok SD di Kerobokan, Badung. (Istimewa)
Badung -

Orang tua remaja bule pelaku vandalisme yang mencoret tembok SD 4 Kerobokan, Badung, Bali, kabarnya telah meminta maaf. Pihak keluarga mengaku siap bertanggung jawab atas apa yang dilakukan remaja 14 tahun itu. Namun Niluh Djelantik menegaskan minta maaf saja tak cukup.

"Ya, tadi orang tua remaja ini menelepon, memohon maaf atas apa yang terjadi kemarin. Ia sebut siap tanggung jawab apapun nanti. Kami akan bertemu," ungkap Ni Luh Putu Ary Pertami Djelantik alias Niluh Djelantik kepada detikBali, Minggu (29/1/2023) malam.

Menurut Niluh, orang tua remaja tersebut akan bertemu juga dengan pihak sekolah dan aparat desa, disaksikan kepolisian. Menurut pegiat media sosial ini, pertemuan memang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang sudah kadung viral di medsos.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya minta maaf saja memang tidak cukup. Ini perlu klarifikasi dengan sekolah, termasuk nanti bagaimana tanggung jawabnya. Supaya masalah selesai. Ini juga jadi contoh agar turis-turis bisa menjaga sikap selama berlibur di Bali," kata wanita yang juga siap maju caleg DPD ini.

Niluh Djelantik memang terlibat sejak awal pada masalah vandalisme di SD 4 Kerobokan yang melibatkan warga negara asing (WNA). Dialah yang pertama kali memergoki remaja itu saat perjalanan pulang dari Nusa Dua.

ADVERTISEMENT

Pada Sabtu (28/1/2023) dini hari, Niluh Djelantik bersama rekannya turun untuk menghampiri remaja bule itu dengan maksud menghentikan aksinya dan bertanggung jawab. Ia juga ingin bertemu dengan orang tua si bule untuk menyampaikan bahwa sudah ada perusakan tembok sekolah dengan coretan cat semprot.

Namun keributan justru terjadi saat beberapa turis asing datang. Mereka menduga Niluh mempersekusi remaja tersebut. Cekcok terus terjadi sampai akhirnya aparat desa, warga serta polisi datang ke lokasi.

"Kami pun terprovokasi dengan kehadiran orang-orang yang tidak tahu masalah ini. Mereka memperlakukan kami, seolah kami yang lakukan kesalahan," sebut Djelantik.

"Saya ingin bicara dengan orang tuanya (remaja bule), menyampaikan agar mereka tanggung jawab dengan membersihkan lagi tembok sekolah itu. Hanya sederhana begitu saja. Keributan tidak terjadi kalau mereka tidak datang," sambung Niluh.




(hsa/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads