10 Obat Darah Tinggi yang Efektif Beserta Efek Sampingnya

10 Obat Darah Tinggi yang Efektif Beserta Efek Sampingnya

ilham fikriansyah - detikBali
Jumat, 27 Jan 2023 17:13 WIB
ilustrasi obat
Foto: iStock
-

Darah tinggi atau disebut juga hipertensi merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita manusia. Tidak heran jika kemudian kita kerap menemukan berbagai jenis obat darah tinggi di pasaran.

Ada beberapa faktor kenapa seseorang bisa mengalami darah tinggi. Mulai dari stres, kurang olahraga, hingga pola makan yang tidak teratur. Bila darah tinggi sudah cukup parah, sebaiknya periksakan diri Anda agar bisa mendapat penanganan dan obat yang tepat.

Namun, jika gejala darah tinggi yang dirasakan belum parah, detikers bisa mengkonsumsi obat secara mandiri. Ada sejumlah obat yang diketahui dapat menurunkan darah tinggi. Tapi detikers harus tetap hati-hati ya, karena setiap obat pasti memiliki efek samping. Simak penjelasan selengkapnya dalam artikel ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rekomendasi Obat Darah Tinggi

Penderita darah tinggi tidak akan sulit mencari obat darah tinggi di pasaran. Namun, setiap obat pasti ada efek sampingnya. Jika efek samping yang ditimbulkan cukup parah, sebaiknya kamu segera pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Dilansir situs Mayo Clinic, berikut 10 rekomendasi obat darah tinggi serta efek sampingnya.

ADVERTISEMENT

1. Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor (ACE Inhibitor)

Obat darah tinggi ini bekerja dengan cara menghambat produksi hormon angiotensin, yakni hormon yang dapat menyempitkan pembuluh darah. Dengan mengkonsumsi obat ACE inhibitor, otot dinding pembuluh darah akan rileks sehingga tekanan pembuluh darah berkurang.

Contoh obat ACE inhibitor yakni captopril, enalapril, dan lisinopril. Efek samping yang ditimbulkan obat ini yaitu batuk kering, sakit kepala, pusing, ruam kulit, dan hiperkalemia.

Sebagai informasi, obat ACE inhibitor biasanya diberikan kepada pasien berusia 65 tahun ke atas. Bagi ibu hamil, disarankan tidak mengkonsumsi obat ini karena dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan atau cacat janin.

2. Angiotensin II Blocker (ARB)

Rekomendasi obat darah tinggi selanjutnya adalah Angiotensin II Blocker (ARB). Obat ini dapat dikonsumsi pasien jika tidak cocok dengan obat ACE inhibitor.

Beberapa contoh obat ARB yaitu candesartan, irbesartan, losartan, valsartan, dan olmesartan. Obat ARB dapat menimbulkan sejumlah efek samping yakni pusing, sakit kepala, hingga kematian janin bagi ibu hamil.

3. Calcium Channel Blocker (CCB)

Obat darah tinggi ini bekerja dengan cara menghambat jalan masuk kalsium ke dalam otot jantung dan dinding pembuluh darah, sehingga membuat sel-sel jantung serta pembuluh darah otot menjadi rileks.

Contoh obat CCB yakni amlodipine, nicardipine, diltiazem, felodipine, dan nifedipine. Obat ini dapat menimbulkan sejumlah efek samping yaitu sakit kepala, kaki membengkak, dan dada berdebar.

4. Diuretik

Diuretik merupakan obat darah tinggi yang bekerja dengan cara menghilangkan air dan natrium (garam) berlebih di dalam ginjal. Dengan begitu, jumlah cairan dan garam yang mengalir di dalam pembuluh darah dapat berkurang sekaligus menurunkan tekanan darah.

Beberapa contoh obat diuretik meliputi furosemide, furosemide, spironolactone, dan hydrochlorothiazide. Efek samping yang ditimbulkan dari obat diuretik antara lain pusing, merasa haus, lebih sering buang air kecil, dehidrasi, kram otot, dan muncul gejala asam urat.

5. Beta Blockers

Beta blockers adalah obat darah tinggi yang bekerja dengan cara menghambat efek hormon epinefrin atau adrenalin, yakni hormon yang bekerja meningkatkan aliran dan tekanan darah. Oleh karena itu, obat ini tidak disarankan untuk pasien penderita asma.

Sejumlah contoh obat beta blocker yakni atenolol, metoprolol, dan bisoprolol. Efek samping yang ditimbulkan dari obat ini seperti mual, sakit kepala, mudah lelah, dan sesak nafas.

6. Alpha Blockers

Obat darah tinggi ini dapat menghambat kerja hormon norepinefrin yang dapat mengecilkan aliran darah dan membuat otot mengalami kontraksi. Selain itu, obat alpha blockers dapat membuat otot pembuluh darah menjadi rileks sehingga tekanan darah menurun.

Jenis obat yang termasuk alpha blockers meliputi terazosin, tamsulosin, dan prazosin. Perlu diketahui, efek samping yang ditimbulkan yakni pusing dan hipotensi ortostatik.

7. Aldoseterone Antagonists

Aldoseterone antagonists merupakan obat darah tinggi yang dapat menyumbat aldosterone, yakni hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Dengan cara tersebut, kandungan garam berlebih di dalam tubuh akan dibuang bersamaan dengan urin.

Sejumlah obat yang termasuk dalam aldosterone antagonists yakni spironolactone, eplerenone, dan finerenone. Adapun efek samping yang ditimbulkan obat tersebut meliputi batuk, pusing, sakit kepala, dan diare.

8. Renin Inhibitor

Renin inhibitor merupakan salah satu obat darah tinggi yang banyak digunakan penderita darah tinggi. Obat ini bekerja dengan cara mempengaruhi sistem renin, angiotensin, dan aldosteron di dalam tubuh, sehingga dapat mengobati hipertensi.

Namun, ada beberapa efek samping yang ditimbulkan jika mengkonsumsi obat ini seperti diare, ruam di kulit, batuk, pusing, hiperkalemia, hipotensi (tekanan darah rendah), hingga sakit kepala.

9. Vasodilator

Rekomendasi obat darah tinggi selanjutnya adalah vasodilator. Obat ini dapat mengatasi hipertensi karena membuat otot pembuluh darah menjadi rileks. Dengan begitu, aliran darah menjadi lebih lancar sehingga mengurangi kinerja jantung dalam memompa darah.

Perlu diketahui, vasodilator memiliki efek samping yang cukup banyak, seperti lemas, batuk, pusing, nyeri perut, tekanan darah rendah, gangguan ginjal, hingga mual.

10. Central-acting Agents

Central-acting agents merupakan obat darah tinggi yang bekerja dengan cara menghalau otak untuk mengirim sinyal ke sistem saraf, yang mana dapat mempercepat detak jantung. Semakin jantung berdetak kencang, hal tersebut menyebabkan pembuluh darah menyempit dan akhirnya terserang hipertensi.

Beberapa contoh obat yang termasuk Central-acting agents yaitu clonidine, methyldopa, dan guanfacine. Ada sejumlah efek samping yang timbul bila mengkonsumsi obat ini, seperti sembelit, pusing, mulut kering, demam, mudah lelah, dan sakit kepala.

Nah, itu dia rekomendasi 10 obat darah tinggi yang efektif beserta efek sampingnya. Jika obat di atas tidak mampu menurunkan hipertensi, sebaiknya detikers segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Tetap jaga kesehatan ya, detikers!




(ilf/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads