Beli Solar Subsidi Pakai QR Code, Banyak Sopir Ngaku Ribet

Badung

Beli Solar Subsidi Pakai QR Code, Banyak Sopir Ngaku Ribet

Agus Eka - detikBali
Kamis, 26 Jan 2023 20:34 WIB
Proses pendaftaran di Help Desk SPBU Kapal, Badung, Kamis (26/1/2023). (Agus Eka)
Foto: Proses pendaftaran di Help Desk SPBU Kapal, Badung, Kamis (26/1/2023). (Agus Eka)
Badung -

Sejumlah sopir truk mengaku kerepotan dengan penerapan QR code saat mengisi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar subsidi yang mulai diuji coba per Kamis (26/1/2023). Ini terlihat di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) 54.803.08 Jalan Raya Kapal, Kecamatan Mengwi, Badung.

Para sopir sebetulnya mengetahui penerapan QR code ini. Hanya saja beberapa dari mereka mengaku tak sempat mendaftar QR code. Ada juga yang mengaku kendaraan dalam proses mutasi dari luar daerah sehingga perusahaan belum mengurusnya.

Salah seorang sopir truk Wayan Tama hanya dapat kuota 20 liter untuk sehari karena kendaraannya belum terdaftar. "Menurut saya sekarang semakin ribet. Saya tidak ngerti aturan apa lagi," ketus sopir pengangkut batu bolder seusai mengisi solar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal yang sama juga diungkap Rizki. Sopir toko bangunan ini mengaku menerima soal kuota solar yang hanya didapat 20 liter sehari karena ia tak memiliki QR code.

Malah ia mengaku enggan untuk mengurusnya. "Ya itu urusan bos nanti," katanya.

ADVERTISEMENT

Pantauan di SPBU Kapal, penerapan QR code untuk pembelian solar bersubsidi ini tak jadi masalah serius. Ini terlihat dari banyaknya kendaraan yang memeroleh solar lebih dari 20 liter.

Praktis tidak ada antrean panjang akibat terkendala pembelian solar maupun pendaftaran QR code di SPBU. Petugas menyebut, sebagian besar pembeli solar sudah memiliki QR code, baik didaftarkan perusahaan maupun pribadi.

Gede, manajer SPBU 54.803.08 Kapal, membenarkan sebagian besar sopir angkutan penumpang, barang maupun pribadi memeroleh solar lebih dari kuota minimal yakni 20 liter.

Laporan dari petugas pengisian, para sopir sudah memiliki QR code. Sopir yang meminta bantuan untuk didaftarkan di gerai help desk SPBU juga minim.

"Ya dari pagi cuma dua orang yang daftar di help desk. Itupun satu orang gagal daftar karena ada kendala kirim foto kendaraan di sistem," ungkap Gede.

Gede mengatakan, sebetulnya pemakaian QR code dalam pembelian bahan bakar sudah lama diterapkan. Ia melihat antusiasme warga untuk daftar atau memiliki QR code sangat rendah.

Ada juga dari mereka yang sudah mendaftar namun tidak bisa mencari QR code untuk dicetak. Help desk di kantor SPBU tidak hanya dimanfaatkan para sopir untuk minta bantuan daftar baru.

"Tadi ada yang daftar baru dan ada yang sudah, tapi tidak ngerti cetak QR code. Banyak juga laporan yang beli solar rata-rata tercatat hanya dapat kuota 20 liter sehari. Artinya itu belum punya QR code. Tapi yang lancar juga banyak," pungkas Gede.




(nor/hsa)

Hide Ads