Koster Buka Suara Terkait Bandara Bali Utara yang Bikin Megawati 'Ngamuk'

Koster Buka Suara Terkait Bandara Bali Utara yang Bikin Megawati 'Ngamuk'

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Kamis, 26 Jan 2023 11:09 WIB
Gubernur Bali I Wayan Koster.
Gubernur Bali I Wayan Koster. (Ni Made Lastri Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Gubernur Bali I Wayan Koster akhirnya buka suara soal polemik pembangunan Bandara Bali Utara. Rencana pembangunan bandara kedua di Bali itu sebelumnya menjadi sorotan lantaran sempat bikin Megawati Soekarnoputri 'ngamuk'.

"Nanti saja, jangan dulu ngomong itu sekarang," kata Koster kepada wartawan di Denpasar, Kamis (26/1/2023).

Disinggung soal upaya Pemerintah Provinsi Bali untuk mewujudkan bandara di Buleleng, Koster belum bisa memastikan. "Belum ada kesiapan apa-apa," tuturnya singkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diberitakan sebelumnya, rencana pembangunan Bandara Bali Utara mendapat tentangan dari mantan Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri. Ketua Umum PDIP itu bahkan memarahi sejumlah pejabat, termasuk Gubernur Bali I Wayan Koster.

Menurut Mega rencana pembangunan bandara di Buleleng hanya akan membuat sumpek dan tidak memberi banyak efek ekonomi kepada masyarakat.

ADVERTISEMENT

"Saya bilang keluarga besar saya di Buleleng. Mau dibikinin lapangan terbang, ngamuk saya, dan saya panggil Pak Koster. Enak saja aku bilang, hanya untuk ngubungin pariwisata, enggak," kata Megawati saat mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Senin (16/1/2023).

Terlepas dari itu, Wakil Ketua DPRD Provinsi Bali Sugawa Korry justru mengungkap dukungannya terkait wacana pembangunan Bandara Bali Utara. Dia memiliki alasan pembangunan Bandara Bali Utara harus tetap dilanjutkan.

"Karena kan kesenjangan masih sangat lebar dan berkembang antara Bali utara dengan Bali selatan," ungkap Korry kepada detikBali, Jumat (20/1/2023).

Menurut Korry kawasan Bali Selatan lebih maju dibandingkan wilayah lain. Sebab kegiatan-kegiatan ekonomi, perdagangan, pariwisata, pemerintahan, pendidikan, terfokus di Bali Selatan.

"Di daerah utara itu semakin ketinggalan. Itu bisa diukur dari indeks pembangunan manusianya, pendapatan perkapitanya. Jadi ini harus ada terobosan," tutur politikus Partai Golkar ini.




(iws/gsp)

Hide Ads