Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Buleleng masih menemukan banyak gelandangan dan pengemis (gepeng) berkeliaran di Kabupaten Buleleng, Bali. Hal itu tidak terlepas dari penghasilan gepeng yang terbilang sangat menggiurkan, yaitu Rp 1,6 juta dalam seminggu atau Rp 5 juta-Rp 6 juta sebulan.
"Januari ini banyak (yang ditindak), luar biasa penghasilannya," kata Kasatpol PP Buleleng Gede Arya Suardana saat dikonfirmasi detikBali, Rabu (25/1/2023).
Adapun sejak awal bulan ini sebanyak sepuluh gepeng telah diamankan dan dibina. Mereka sebagian besar berasal dari Kabupaten Karangasem. Bahkan, kebanyakan merupakan wajah-wajah lama yang sering berkeliaran di wilayah Buleleng. Rentang usia mereka pun beragam mulai dari anak-anak hingga dewasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka biasanya aktif bergerak pada siang hingga sore hari. Sejumlah lokasi jalanan di Buleleng dijadikan tempat untuk meminta-minta. Seperti wilayah Desa Kalibukbuk, tepatnya di kawasan Pantai Lovina, Kelurahan Banyuasri hingga Kelurahan Penarukan.
"Siang sampai sore banyak di beberapa titik mulai dari wilayah Lovina sampai wilayah Penarukan," jelasnya.
Untuk mengurangi banyaknya gepeng, Satpol PP Buleleng melakukan patroli setiap hari. Ketika ditemukan ada gepeng akan langsung ditindak dan diteruskan ke dinas terkait untuk diberikan pembinaan.
Hal itu menurut Suardana lebih efektif ketimbang melakukan Razia gabungan di hari-hari tertentu. Ia pun mengimbau masyarakat Buleleng agar tidak memberikan uang kepada para gepeng ketika bertemu di jalan.
"Dengan memantau setiap hari, ruang gerak mereka tertutup. Setiap hari kami pengawasan. Output-nya saat ini sudah agak terbebas dari gepeng. Beda dengan dulu, setiap traffic light pasti ada gepeng, kalau tidak ada sama sekali itu susah juga, karena masyarakat masih ada yang memberi mereka materi," pungkasnya.
(irb/hsa)