Ongkos layanan haji jemaah RI diusulkan naik jadi Rp 69,2 juta. Padahal, harga paket haji di Arab Saudi justru turun 30 persen daripada 2022. Kemenag menjelaskan kondisi tersebut.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief membenarkan penurunan harga paket haji yang ditetapkan Arab Saudi dari Rp 22 juta menjadi sekitar Rp 19 juta. Menurutnya turunnya paket layanan Haji itu terkoreksi oleh naiknya harga transportasi hingga akomodasi.
Baca juga: Bali Dapat Kuota Haji 698 Jemaah pada 2023 |
"Yang disebut layanan haji atau paket layanan haji itu layanan masyair atau di Saudi disebutnya layanan selama masyair, yaitu layanan selama jemaah tinggal di atau wukuf di Arofah kemudian ke Musdalifah. Kemudian mereka mabit di Minah, 4 hari itu yang disebut paket layanan haji yang tahun lalu harganya 5.656,87 riyal, atau sekitar Rp 22 juta, itu 4 hari pada masa kemarin," kata Hilman, Sabtu (21/1/2023) seperti dikutip dari detikNews.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nah untuk sekarang tawaran kita kepada mereka yang sudah kita negosiasikan harga paket layanan itu jadi 4.632,87 riyal atau sekitar Rp 18,9 juta ya atau Rp 19 juta, dari Rp 22 juta turun," imbuhnya.
Menurut Hilman, kenaikan biaya haji yang diusulkan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas tidak terpengaruh oleh biaya layanan haji di Arab Saudi. Dia menyebut itu terpengaruh biaya transportasi hingga akomodasi jemaah haji.
"Nah komponen lain yang meningkatkan biaya itu adalah yang kita waspadai dan kita jaga justru mengenai tiket pesawat ya, kurs dollar sedang tinggi saat ini. Kedua, kita juga lihat jaga-jaga dengan avtur yang naik turun," katanya.
Hilman menjelaskan asumsi asumsi yang dipakai Kemenag saat ini adalah kurs dolar AS terkini. Menurutnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya.
"Saat ini asumsi yang kita pakai kan asumsi masih dengan dolar yang pesimis lah. Dolar pesimis maksudnya (kurs) dollarnya tinggi itu di Rp 15.300, ya. Sementara tahun lalu dollar Rp 14.425 gitu. Jadi berbeda ya, karena biaya haji itu dollar, gitu kan, saya kira di situ," ucapnya.
Kondisi itu, kata Hilman, membuat turunnya paket layanan haji di Arab Saudi terkoreksi dengan naiknya biaya lainnya. Ia menegaskan layanan haji tidak mencakup biaya-biaya seperti transportasi hingga akomodasi.
"Nah jadi meskipun layanan masyair atau layanan paket haji itu turun tapi turunnya itu masih terkoreksi dengan harga yang lain. Misalnya kenaikan-kenaikan berapa riyal untuk rencana penginapan, untuk akomodasi, untuk makan, itu tidak masuk paket layanan haji. Hotel di Madinah, di Mekkah, makan, itu tidak termasuk dalam layanan haji dimaksud. Jadi layanan haji itu spesifik, gitu ya konteksnya," jelasnya.
Hilman kemudian menjelaskan alasan Menag dan jajaran memutuskan untuk mengusulkan kenaikan biaya haji menjadi Rp 69,2 juta. Dia menyebut perhitungan yang dilakukan yakni agar jemaah lain yang berangkat pada tahun mendatang bisa tetap berangkat.
"Sementara yang didebatkan saat ini lebih kepada berapa yang harus dibayar masyarakat, kan itu. Nah saya berpendapat ya, di Kemenag kita diskusikan kita harus cari angka yang rasional ya terkait subsidi dari nilai manfaat itu, dulu harga segitu juga, cuma 50 persen dibayari oleh nilai manfaat gitu. Nah sekarang saya ingin balik itu, kenapa? Karena saya tidak ingin yang berangkat sekarang murah, nanti yang 5 tahun lagi nggak bisa berangkat, itu aja poinnya," jelasnya.
"Nanti masyarakat akan memilih, dengan DPR kita akan rasionalisasi, kita akan sesuaikan, pilihannya di situ. Kita harus adil dengan yang akan berangkat tahun-tahun berikutnya, kalau anda nanti berangkat 7 tahun mendatang, masa antrenya, sanggup nggak bayarnya nanti? Keteteran tanpa subsidi karena habis untuk saat ini karena terlalu besar pasak daripada tiang, inilah kiranya kita harus rasional," imbuhnya.
Dilansir dari detikNews, Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah mengumumkan bahwa biaya paket haji tahun ini turun 30 persen dibandingkan tahun 2022. Wakil Kementerian Haji dan Umrah untuk Layanan Haji dan Umrah, Dr Amr bin Reda Al Maddah mengatakan lebih dari 90 persen paket haji ekonomi telah terjual sejauh ini.
(iws/gsp)