Pembangunan dua gedung fakultas di Universitas Udayana (Unud) molor puluhan hari hingga diawasi Polda Bali. Anggota Subdit III Tipikor Ditreskrimsus Polda Bali juga telah melakukan pengecekan pembangunan gedung Fakultas Hukum (FH) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) di Bukit Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung.
Kasubdit III Tipikor Ditreskrimsus Polda Bali AKBP I Gusti Ayu Putu Suinaci menjelaskan, pengecekan pada Senin (9/1/2023) kemarin, untuk mengetahui penyebab molornya proyek tersebut. Dalam pengecekan yang dilakukan Polda Bali, diketahui kontraktor sudah dikenakan penalti atau denda karena pembangunan gedung molor.
"Kalau enggak salah itu 50 hari (molornya). Iya (kami melakukan pengecekan) keterlambatan, kemudian terkait apa (penyebab) keterlambatan," katanya, Jumat (13/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Suinaci belum mengetahui ada tidaknya dugaan korupsi pembangunan gedung tersebut, sebab belum diserahterimakan ke Unud. "Kalau bangunan itu sudah FHO (final hand over), sudah diserahkan, kemudian ada kerugian, apa segala macam, baru (diketahui ada korupsi). Tapi karena ini kami ada informasi, dibilang ada keterlambatan segala macam, maka kami cek," ungkapnya.
Penyebab Pembangunan Gedung Unud Molor
Unud membeberkan lima penyebab molornya pengerjaan gedung FH dan FEB di kampus Bukit Jimbaran. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Konstruksi Unud Lie Jasa menuturkan, keterlambatan penyelesaian pembangunan gedung dekanat FEB dan FH dipengaruhi faktor dari luar yang tidak bisa dikendalikan dan diprediksi sebelumnya.
Ia menyebut ada lima penyebab keterlambatan penyelesaian pembangunan tersebut. Berikut lima penyebab molornya pembangunan gedung fakultas di Unud.
1. Kenaikan BBM
Penyebab pertama, adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Kenaikan harga BBM ini disebut mempengaruhi biaya transportasi barang dan bahan bangunan.
2. Bencana Alam di Jembrana
Bencana alam atau force majeur hingga menyebabkan jembatan putus di Melaya, Kabupaten Jembrana, menurut Lie Jasa, juga menjadi penyebab molornya pembangunan. Menurutnya, jembatan putus itu mempengaruhi transportasi bahan-bahan bangunan dari Pulau Jawa.
3. KTT G20 di Bali
Rangkaian kegiatan KTT G20 Indonesia yang digelar di Bali, tepatnya Nusa Dua, pada November lalu, menyebabkan semua proyek konstruksi terhenti. Pasalnya, venue KTT G20 melintasi kawasan kampus Unud, sehingga proyek berhenti selama satu minggu.
4. Kelangkaan Solar
Selain harga BBM naik, kelangkaan Solar juga menyebabkan keterlambatan pengiriman bahan bangunan ke lokasi proyek. Apalagi, jelas Lie Jasa, bahan-bahan bangunan tersebut dikirim dari Jakarta dan Surabaya.
5. Cuaca Hujan
Cuaca hujan pada bulan November dan Desember 2022 disebut sangat mempengaruhi pembangunan gedung dua fakultas tersebut. Hal ini terutama mengganggu pekerjaan struktur dan pemasangan atap.
Lie Jasa mengatakan, pembangunan gedung dekanat di dua fakultas ini seiring kebijakan strategis Rektor Unud mengenai perpindahan perkuliahan dan kegiatan akademik mahasiswa. Perpindahan perkuliahan dilakukan dari Kampus Sudirman ke Kampus Bukit Jimbaran pada semester genap 2022/2023, tepatnya pada Maret 2023.
"Pengerjaan Gedung FEB dan FH saat ini sedang menyelesaikan pekerjaan atap dan progres sudah 85 persen, diharapkan selesai di pertengahan Februari 2023, dan siap digunakan untuk perkuliahan oleh mahasiswa FEB dan FH," tuturnya.
(irb/hsa)