Terdapat berbagai macam teori belajar yang bisa dilakukan guru ke murid. Ada yang fokus merubah perilaku murid, ada pula yang mementingkan proses belajar dibandingkan hasilnya.
Yuk ketahui lebih lanjut mengenai empat teori belajar. Simak paparannya di bawah ini ya detikers.
Apa Itu Teori Belajar?
Teori adalah seperangkat preposisi yang di dalamnya memuat tentang ide, konsep, prosedur, dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variabel yang saling berhubungan satu dan lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis, diuji, dan dibuktikan kebenarannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar dari terampil menjadi terampil melakukan sesuatu.
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun luar kelas.
Menurut jurnal Universitas Negeri Yogyakarta, teori belajar akan terkait dengan pembuatan kurikulum atau perancangan kurikulum. Dengan mempelajari teori belajar ini maka guru bisa mencermati perilaku peserta didik.
Jenis Teori Belajar
Teori belajar sendiri terdiri dari beberapa jenis. Untuk lebih jelasnya simak pembahasan berikut.
1. Teori Behavioristik
Mengutip jurnal Universitas Medan Area, teori behavioristik menyatakan bahwa belajar mengubah tingkah laku.
Para ahli-ahli behavioristik mengatakan bahwa proses belajar terjadi apabila tingkah laku siswa sudah berubah.
Jika siswa belum merespon, maka tingkah laku siswa belum dikatakan belajar. Di dalam teori behavioristik, apabila tingkah laku siswa belum berubah, akan berlaku sistem hukuman.
Apabila siswa tidak bisa dan diajarkan lagi dan tidak bisa lagu maka akan berlak sistem hukuman. Hukuman tersebut pun membuat siswa jera dan memotivasinya untuk belajar lebih giat lagi.
Contohnya, seorang anak disuruh oleh gurunya untuk menghafal perkalian dan maju keesokan harinya, tapi anak tersebut belum menghafalnya dan disuruh berdiri di depan kelas oleh gurunya.
Kelebihan dari teori behavioristik adalah pendidik tak hanya memberi ceramah, tapi melalui instruksi singkat yang diikuti beberapa contoh baik yang dilakukan sendiri maupun secara simulasi. Dengan demikian, peserta didik akan lebih paham.
Hal ini sebagaimana dikutip dari buku Teori Belajar dan Pembelajaran karya Muhammad Soleh Hapudin.
Kekurangan dari teori ini adalah teori ini memandang belajar sebagai kegiatan yang dialami langsung melalui perubahan sikap atau tingkah laku.
Padahal belajar adalah kegiatan yang ada dalam otak manusia yang tidak terlihat, berupa kognisi manusia melalui perkembangan pola pikir, cara pandang dan lain nya.
Selain itu, proses belajarnya dipandang otomatis mekanis, sehingga terkesan seperti robot, padahal manusia memiliki kontrol sendiri bersifat kognitif, sehingga dengan kemampuan ini manusia mampu menolak kebiasaan yang tidak sesuai dengan dirinya.
Teori behavioristik berlaku di Indonesia, sebab sistem kurikulum kita berbasis kompetensi. Untuk itu, biasanya di sekolah-sekolah guru lebih berkuasa, begitulah teori belajar ini.
Contoh aplikasi teori behavioristik adalah:
- Menentukan tujuan-tujuan instruksional
- Menganalisis lingkungan yang ada saat ini, termasuk mengidentifikasi 'entry behavior' (pengetahuan awal) siswa
- Menentukan materi pelajaran
- Memecah materi pelajaran menjadi bagian-bagian kecil (sub pokok bahasan, subtopik)
- Menyajikan materi pelajaran
- Memberi stimulus berupa pertanyaan, tes, latihan tugas-tugas
- Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan
- Memberi penguatan/reinforcement (positif atau negatif)
- Memberi stimulus baru
- Mengamati dan mengkaji respon yang diberikan (mengevaluasi hasil belajar)
- Memberikan penguatan
2. Teori Kognitivisme
Teori belajar kognitivisme menyatakan bahwa belajar adalah perubahan persepsi atau pemahaman. Teori belajar ini lebih mementingkan proses belajar ketimbang hasilnya.
Model belajar kognitif menyatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya.
Menurut buku Psikologi Pendidikan karya Zulqarnain dkk, kelebihan dari teori belajar kognitivisme adalah aktivitas belajar akan lebih mandiri dan inovatif.
Secara tidak sadar, siswa harus lebih aktif dan kreatif karena mereka tidak hanya pasif duduk diam memperhatikan guru.
Mereka akan menerima pengetahuan sembari memikirkan sebuah gagasan untuk mengimplementasikan pengetahuan tersebut.
Sementara kekurangannya adalah teori ini pada dasarnya lebih menekankan kemampuan ingatan peserta didik.
Sehingga kelemahan yang terjadi adalah selalu menganggap semua peserta didik memiliki kemampuan daya ingat yang sama
Contoh aplikasi teori kognitivisme adalah:
- Menentukan tujuan-tujuan instruksional
- Memilih materi pelajaran
- Menentukan materi yang mungkin dipelajari secara aktif
- Menentukan dan merancang kegiatan belajar yang cocok untuk topik yang dipelajari
- Mempersiapkan pertanyaan yang bisa memacu kreatifitas siswa untuk berdiskusi dan bertanya
- Mengevaluasi proses dan hasil belajar
3. Teori Humanistik
Teori humanistik menyatakan bahwa belajar adalah memanusiakan manusia. Maksudnya adalah menghargai segala yang ada pada manusia.
Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi.
Teori ini juga lebih mementingkan isi yang dipelajari daripada proses belajarnya.
Proses belajar mengajarnya adalah dari pengalaman hidup siswa. Dengan pengalaman hidup akan dijadikan sebagai landasan materi.
Menurut salah satu tokoh humanistik, Ausubel, belajar merupakan asimilasi bermakna. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.
Mengutip academia.edu karya Nirza Diani, salah satu kelebihan dari teori ini adalah siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya secara bertanggung jawab.
Tentunya tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku.
Sementara, kekurangan dari teori ini adalah siswa yang tidak mau memahami potensi dirinya akan ketinggalan dalam proses belajar.
Selain itu, siswa yang tidak aktif dan malas akan merugikan diri sendiri dalam proses belajar.
Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam peristiwa belajar.
Contoh aplikasi teori humanistik adalah:
- Menentukan tujuan-tujuan instruksional
- Menentukan materi pelajaran
- Mengidentifikasi entry behavior siswa
- Mengidentifikasi topik-topik yang memungkinkan mahasiswa dan mempelajarinya secara aktif
- Mendesain wahana (lingkungan, media, fasilitas dan lain sebagainya) yang akan digunakan untuk belajar
- Membimbing siswa belajar secara aktif
- Membimbing siswa memahami hakikat makna dari pengalaman belajar mereka
- Membimbing siswa sampai mereka mampu mengaplikasikan konsep-konsep baru ke situasi yang baru
- Mengevaluasi proses dan hasil belajar-mengajar
4. Teori Konstruktivistik
Teori konstruktivistik adalah aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan merupakan hasil konstruksi kita sendiri.
Teori ini menyatakan bahwa pengetahuan adalah bentukkan siswa yang belajar lewat interaksi dengan bahan atau pengalaman baru, ilmu yang didapatkan tidak dapat ditransfer guru ke murid. Isi materi pelajaran ditentukan oleh murid sendiri.
Teori belajar ini dihasilkan dari lingkungan sekitar dengan menggunakan panca indera seperti melihat, mendengar, menjamah, mencium, dan merasakan.
Ataupun dengan pengetahuan sebelumnya seperti pengetahuan fisik, pengetahuan kognitif, ataupun pengetahuan mental.
Strategi pembelajaran konstruktivisme adalah belajar aktif, belajar mandiri, belajar kooperatif, dan lain sebagainya.
Menurut buku Teori Konstruktivisme karya Ahmad Suryadi dkk, kelebihan dari teori ini adalah peserta didik lebih aktif dan kreatif.
Melalui pembelajaran ini, peserta didik dituntut bisa memahami pembelajarannya baik yang didapat di sekolah maupun di luar. Sehingga pengetahuan yang didapatkan dapat dikaitkan dengan baik dan sesama.
Sementara salah satu kekurangannya adalah dalam pendekatan ini, guru tidak menerapkan pengetahuan yang dimilikinya, tapi membantu siswa membentuk pengetahuannya sendiri.
Itulah penjelasan mengenai teori belajar behavioristik. kognitivisme, humanistik, dan konstruktivistik. Semoga informasi ini bisa membantu detikers dalam memilih teori belajar ya.
(elk/inf)