Pemkab Badung Anggarkan Rp 300 M untuk Hadapi Resesi Global

Badung

Pemkab Badung Anggarkan Rp 300 M untuk Hadapi Resesi Global

Triwidiyanti - detikBali
Senin, 09 Jan 2023 11:30 WIB
Sekda Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa (Triwidiyanti/detikBali)
Foto: Sekda Kabupaten Badung I Wayan Adi Arnawa (Triwidiyanti/detikBali)
Badung -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung menyiapkan dana cadangan dari penyertaan modal total Rp 300 miliar untuk menghadapi ancaman resesi global. Sekretaris Daerah (Sekda) Badung I Wayan Adi Arnawa mengungkap, sejumlah langkah mitigasi sudah dilakukan apabila krisis ekonomi global terjadi di semester pertama 2023.

"Kalau benar terjadi resesi pada semester pertama 2023, kami sudah siap dengan cadangan penyertaan modal sejumlah Rp 250 miliar plus Rp 50 miliar kemarin, (total) Rp 300 miliar. Berarti kami benar-benar menjadi pengendali mayoritas di BPD (Bank Pembangunan Daerah) dan dari hasil dividen itu kami akan terus membiayai kalau terjadi resesi," jelasnya, Senin (9/01/2023).

Dengan adanya ancaman resesi tersebut, Arnawa mengaku terus berupaya mendorong pemberdayaan kepada masyarakat khususnya Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kami melihat dengan kondisi krisis ekonomi global saat ini sudah saatnya kami mendorong UMKM dalam hal permodalan," ungkap birokrat asal Desa Pecatu, Kuta Selatan, Badung ini.

Arnawa mencontohkan, setiap UMKM yang ada di Badung didorong untuk menyimpan dananya di BPD. Hal tersebut dilakukan agar ada perputaran ekonomi untuk mempertahankan fiskal (keuangan) Badung.

ADVERTISEMENT

Selain itu, kata Arnawa, Pemkab Badung baru saja menyelesaikan Perda Penyertaan Modal. Hal ini menunjukkan Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta memberikan peluang sebanyak-banyaknya kepada UMKM.

"Dia (Giri Prasta) tidak akan ngawur, dia akan mempersiapkan dan sudah memberikan perintah ke saya bahwa dia akan persiapkan cadangan dalam bentuk Penyertaan Modal di BPD," jelasnya.

Langkah kedua, Arnawa mendorong digalakkannya sekaa teruna teruni (ST) Yowana dan desa adat dalam menjaga tradisi budaya serta adat istiadat di masing-masing banjar. Terlebih Badung hidup dari sektor pariwisata.

Langkah ketiga, adalah menjaga ketahanan pangan. Menurutnya hal itu juga sangat penting.

"Kami tidak bisa pariwisata saja, kalau ketahanan pangan kami nggak ada kan susah juga. Kalau itu (ketahanan pangan) sampai ada keterbatasan inflasi akan naik berbahaya," cetusnya.

"Hal inilah yang menjadi atensi pemerintah pusat dan pemerintah daerah ke depan ini," lanjutnya.

Arnawa berharap resesi global tidak akan terjadi. "Artinya untuk sementara ini kami sudah mengambil langkah-langkah mitigasi, tapi kami berharap jangan sampai ada resesilah ya," pungkas dia.




(nor/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads