Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Bali mengusung target tinggi di Pemilu 2024. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI Bali, I Nengah Yasa Adi Susanto mengatakan, PSI membidik satu fraksi di DPRD Bali. Deklarasi jauh-jauh hari mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres diharapkan bisa memberi efek dalam memuluskan target tersebut.
Padahal, saat ini PSI hanya memiliki satu kursi Dewan Renon (sebutan DPRD Bali). Capaian 2019 lalu tergolong bagus untuk partai pendatang baru. Berarti PSI butuh minimal 5 kursi agar bisa membentuk satu fraksi.
Yasa menyebut, Denpasar menjadi target utama mengeruk suara. Yakni minimal dua kursi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di provinsi ini target saya memang satu fraksi di DPRD Provinsi karena Denpasar ini kan sangat cair dapilnya. Ya tetep sih target kami itu satu mudah-mudahan bisa tambah satu lagi kan (jadi) dua," katanya kepada detikBali di Denpasar, Sabtu (31/12/2022).
Denpasar menjadi fokus utama pengerukan suara karena ibukota Provinsi Bali ini memiliki kumpulan masyarakat yang majemuk. Selain itu, Yasa Adi mengklaim kekuatan utama PSI memang di perkotaan.
"Karena suara di sini itu kan basisnya di Denpasar ini kan sangat heterogen, pemilih-pemilih itu tidak hanya orang Bali saja, karena PSI itu kuatnya kan daerah perkotaan juga ya," tambahnya.
Selain DPRD Provinsi, PSI juga enam kursi DPRD Kota Denpasar agar bisa membentuk satu fraksi gemuk.
"Tokoh-tokoh sudah kita dekati juga untuk maju nanti. Cuman saya belum bisa sounding sekarang karena mereka juga belum mau mendaftar. Ketika mereka sudah mau mendaftar baru kita sounding," timpal Direktur Utama PT. Ratu Oceania Raya tersebut.
"Kalau di Denpasar sendiri kita di Kota Denpasar target kami 1 fraksi gemuk. Target kami minimal enam lah. Ini daerahnya sangat cair di Denpasar," ungkap Yasa Adi melanjutkan.
Yasa Adi mengakui persaingan sangat berat. Namun begitu, ia optimis mampu merebut simpati masyarakat karena peta dukungan kini lebih cair.
"Persaingan ya berat sih berat, semua dari dulu kan berat. Cuman di 2024 ini kondisinya lebih cair dari 2019 karena dulu 2019 itu efek Jokowi kan gitu. Itu berat sekali kita," ujarnya lagi.
"Kalau di Bali saya bicara PSI lebih gampang masuk, karena kita satu-satunya partai yang sudah mendukung Ganjar Pranowo menjadi calon presiden." tandas Yasa Adi.
(hsa/gsp)