Pengakuan Dokter Gigi Usai Tangani Mahasiswi Aussie Meninggal di Bali

Round Up

Pengakuan Dokter Gigi Usai Tangani Mahasiswi Aussie Meninggal di Bali

tim detikBali - detikBali
Kamis, 22 Des 2022 07:49 WIB
Polisi Bali PeriksaTujuh Saksi Terkait Kematian Misterius Mahasiswi Australia
Mahasiswi Australia meninggal dunia di Bali. Foto: ABC Australia
Badung -

Mahasiswi Australia, Niamh Finneran Loader (25) meninggal dunia di Bali pada 2 Desember 2022, usai melakukan perawatan gigi di Kuta. Begini pengakuan sang dokter yang menangani mahasiswi tersebut.

Dokter gigi di Kuta Dental drg Syamsiar Adam mengaku sudah mengenal Niamh sejak Januari 2020. Saat ini Niamh bersama keluarganya datang ke Kuta Dental untuk memasang implan gigi.

"Januari 2020, saya pasang implan kayak sekrup di gigi, terus harusnya balik 5-6 bulan. Tapi karena pandemi, baru ke sini tanggal 28 November 2022. November kedua kali perawatan dia, biasanya dua kali sudah selesai. Kami pasang implan dulu, setelah tumbuh tulang sekitarnya baru dipasangi giginya," tutur drg Syamsiar, Rabu (21/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Niamh kemudian kembali datang ke klinik pada 28 November 2022 menggunakan ojek online. Menurutnya, Niamh hanya sekitar satu jam berada di ruang praktiknya, namun sempat mengobrol soal aktivitas Niamh selama di Bali.

drg Syamsiar mengatakan, mahasiswi Australia itu memilih memasang implan di tempatnya karena dianggap lebih terjangkau dibanding di Australia. "Di Australia mahal, kalau di sini sekitar Rp 15 juta-30 juta, kalau di Australia bisa lebih," ungkap dokter gigi asal Padang, Sumatera Barat ini.

ADVERTISEMENT

Ia menjelaskan, kondisi tulang gigi Niamh cukup bagus saat diperiksa pada Januari 2020, Niamh juga tidak memiliki penyakit bawaan ataupun kronis lainnya."Kalau punya penyakit kronis, ada yang boleh ada yang tidak (dipasangi implan). Tergantung tulang giginya. Dia normal, cuma satu kok giginya karena dia kecelakaan waktu kecil," tegasnya.

Saat Niamh mengunjungi kliniknya, drg Syamsiar mengatakan pasiennya itu sempat meminta pelukan sebelum pergi. Pelukan itu sebagai tanda pamitan karena ia hendak pergi melanjutkan studi ke Amerika Serikat.

"Ya dia senang mau pulang, terus dia bilang 'boleh nggak saya peluk kamu, mungkin saya tidak akan datang lagi'," kata drg Syamsiar menirukan ucapan Niamh.

Dokter gigi yang sudah puluhan tahun praktik di Bali ini mengaku tidak ada firasat apapun dengan kata-kata Niamh itu. Ia pun merasa kehilangan ketika mengetahui Niamh meninggal di Bali.

"Dia itu sudah cantik pintar dan giginya sudah baguslah ya, dia senang sekali waktu itu, makanya pelukan," imbuhnya.

Pasca-meninggalnya Niamh, drg Syamsiar mengaku stres lantaran harus berurusan dengan pihak kepolisian. Meski demikian, ia wajib memberikan keterangan sebagai saksi dari segi medis.

"Ya, ditanya kapan terakhir ketemu, apa yang dilakukan. Saya cetak giginya kan harus dibuat di lab, kemudian dihaluskan karang giginya, seputar itu aja," ungkapnya.

drg Syamsiar berharap hasil autopsi jasad Niamh tidak berkaitan dengan pemasangan implan di tempat praktkknya. "Mudah-mudahan nggak ada hubungannya dengan gigi, karena kami nggak kasih dia obat, nggak ada kasih suntikan, nggak ada tindakan operasi. Nggak ada. Jadi mudah-mudahan nggak ada, kami masih menunggu hasil autopsi," sambungnya.




(irb/dpra)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads