Sering Diguyur Hujan, Jeruk Petani Karangasem Rontok dan Membusuk

Sering Diguyur Hujan, Jeruk Petani Karangasem Rontok dan Membusuk

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Sabtu, 17 Des 2022 14:54 WIB
I Ketut Mangku Sugata saat menunjukan tanaman jeruk di kebunnya yang saat ini banyak yang rusak akibat diguyur hujan (foto: I Wayan Selamat Juniasa)
I Ketut Mangku Sugata saat menunjukan tanaman jeruk di kebunnya yang saat ini banyak yang rusak akibat diguyur hujan (foto: I Wayan Selamat Juniasa)
Karangasem -

Akibat sering diguyur hujan, tanaman jeruk milik petani yang ada di Banjar Dinas Untalan, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem buahnya rontok dan membusuk. Sehingga para petani terancam gagal panen.

Salah seorang petani jeruk I Ketut Mangku Sugata (52) mengatakan bahwa semenjak musim hujan banyak buah jeruk miliknya yang masih muda banyak membusuk dan kemudian rontok. Bahkan ada yang baru berbunga juga ikut rontok akibat diguyur hujan.

"Kalau sudah musim hujan, kami sebagai petani nggak bisa berbuat apa-apa. Karena jika disemprot obat supaya tidak diserang hama itu sudah pasti langsung hanyut saat diguyur hujan," kata Sugata, Sabtu (17/12/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sehingga para petani jeruk yang ada di wilayah Banjar Untalan sudah pasrah jika musim hujan. Berapapun nanti hasil panen yang masih bisa dijual.

Bagi mereka yang terpenting adalah tidak sampai merugi biaya pemeliharaan. Mengingat untuk satu pohon jeruk bisa panen dari 8-10 kali.

Sugata menjelaskan untuk saat ini ia punya sekitar 1.000 pohon jeruk yang ditanam di lahan seluas 1 hektare. Dengan jumlah tersebut, ia mengaku dalam sekali panen jika hasilnya bagus bisa mendapatkan omzet sekitar Rp 80 juta. Dalam setahun ia bisa panen sebanyak 2 kali.

ADVERTISEMENT

"Tapi, jika melihat kondisi sekarang sepertinya kami terancam gagal panen, sehingga omzet juga terancam akan turun secara drastis. Kemungkinan lebih dari 50 persen karena saat ini saja sudah cukup banyak buah yang rontok padahal panen baru akan dilakukan beberapa bulan lagi," jelas Sugata.

Selain faktor cuaca, kendala lain yang dialami oleh para petani jeruk yang ada di Banjar Dinas Untalan adalah terkait pemasaran. Karena di saat panen raya mereka cukup kesulitan mencari pembeli. Para petani berharap kepada pemerintah agar bisa membantu proses pemasaran di saat panen raya.

"Kadang saya cari pelanggan langsung dari wilayah Kintamani yang mau beli dalam jumlah banyak sehingga bisa cepat terjual. Karena buah jeruk saat ini panen paling hanya mampu bertahan sekitar 10 hari saja," ungakp Sugata.

Lebih lanjut dijelaskan, sebelum menjadi petani jeruk ia terlebih dahulu mencoba berbagai macam tanaman seperti kopi, cengkeh, cokelat dan yang lainnya tapi selalu gagal. Kemudian sekitar 10 tahun yang lalu ia mencoba memulai menanam jeruk dan ternyata hasilnya sangat menjanjikan sehingga terus ditekuni sampai saat ini.

"Karena hasilnya lumayan menjanjikan, saat ini cukup banyak ada masyarakat yang akhirnya memilih untuk menjadi petani jeruk karena di wilayah Banjar Untalan cocok dengan tanaman jeruk karena udaranya dingin," pungkas Sugata.




(nor/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads